Jawab Tantangan New Normal, Referensi Liburan Bergeser

SUMSEL500 Dilihat

VIRALSUMSEL.COM, Palembang – Kepala Daerah 34 Provinsi di Indonesia gelar rapat virtual dengan Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dan Kementerian Kesehatan RI.

Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri diwakili Gubernur H. Herman Deru didampingi oleh Wakil Gubernur Provinsi Sumsel Mawardi Yahya.

Keduanya menggelar Rapat melalui video conference bersama tiga menteri dan kepala daerah di Ruang Command Center (29/5/2020) Jum’atSiang.

Video conference yang diselenggarakan oleh kemendagri ini memuat perihal mengenai lomba inovasi daerah dalam penyiapan tatanan normal baru, produktif dan aman covid-19.

Kementerian dalam negeri berharap adanya inovasi dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk menjawab tantangan New Normal yaitu produktif dan aman.

Baca Juga :  TPP 2024 Cair, ASN Sumsel Gembira, Ucapkan Terima Kasih Kepada Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni

Usai menyimak hal yang disampaikan langsung oleh Mendagri maupun Menteri Keuangan, Gubernur Provinsi Sumsel H. Herman Deru mengatakan pemerintah provinsi Sumsel mendukung apapun kebijakan dari pemerintah pusat, terlebih perbaikan dari segala aspek terkhusus pada aspek perekonomian.

Dalam kesempatan ini pula Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengatakan, inovasi dan perbaikan-perbaikan diperlukan untuk menjawab tantangan new normal.

“Presiden mengingatkan bahwa pandemi covid-19 akan mengubah tren pariwisata dunia. Referensi liburan akan bergeser ke akternatif liburan dengan moda tidak banyak kerumunan, seperti solo travel tour, wellness tour dan termasuk virtual tourism serta staycation,” katanya

Oleh sebab itu pula, Presiden meminta agar pasca pandemic ini banyak bermunculan inovasi dan perbaikan-perbaikan agar dapat cepat beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Baca Juga :  Real Time, Pemprov Sumsel Bantu BBLK Palembang PCR Seri Terbaik dengan Biaya Rp3.8 M

“Keselamatan dan kesehatan menjadi isu utama. Maka dari itu, protokol tatanan normal baru di sektor pariwisata harus dapat menjawab isu utama ini. Dengan demikian, standar baru, kultur baru, dan kebiasaan baru di sektor pariwisata harus disiapkan,” tambahnya. (sep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *