Desakan agar DPR Dibubarkan Menggema di Medsos, Sahroni: Mental Orang Tolol Sedunia

Wakil Ketua Komisi III asal Fraksi Partai NasDem, Ahmad Sahroni. FOTO : VIRALSUMSEL.COM
Wakil Ketua Komisi III asal Fraksi Partai NasDem, Ahmad Sahroni. FOTO : VIRALSUMSEL.COM

 

viralsumsel.com, JAKARTA – Desakan agar DPR dibubarkan belakangan menggema di media sosial. Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni menyebut ide tersebut hanya dari orang yang memiliki mental tolol.

“Mental manusia yang begitu adalah mental orang tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak bodoh semua kita,” ujar Sahroni saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8).

Ia menyebut DPR tidak masalah dikritik dan dihujat. Namun desakan untuk membubarkan DPR adalah keliru, mengingat DPR memiliki fungsi legislasi, pengawasan, dan representasi rakyat.

“Bubarkan DPR, kadang kadang nih ya masyarakat boleh kritik, boleh komplain boleh caci maki, enggak apa apa kita terima, tapi ada adat istiadat yang mesti disampaikan,” tambahnya.

Baca Juga :  Reses Tahap 1, 7 Anggota DPRD Sumsel Dapil V Serap Aspirasi Masyarakat OKU

“Apakah dengan bubarkan DPR emang bisa meyakinkan masyarakat bisa menjalani proses pemerintahan sekarang ini? Belum tentu. Maka jangan menyampaikan hal hal seenaknya. Bubarkan DPR, jangan. Memang yang ngomong itu rata rata orang yang nggak pernah jadi duduk di DPR,” katanya.

Bendahara Partai NasDem itu menyebut anggota DPR adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Akan tetapi, menurutnya alangkah lebih baik menyampaikan kritik dengan cara sopan.

“Kita boleh dikritik, mau bilang anjing, babi, bangsat enggak apa apa, mampus nggak apa apa. Tapi ingat bahwa kita selaku wakil rakyat juga punya kerja kerja, juga punya empati. Silahkan kritik mau ngapain saja boleh. Tapi jangan mencaci maki berlebihan,” ungkapnya.

Baca Juga :  H Wahyu Sanjaya Anggota Komisi XI DPR RI Kunjungi DPRD Kota Prabumulih, Bahas Undang-Undang Imigrasi

“Tapi ada cara tata kelola bagaimana menyampaikan kritik yang harus dievaluasi oleh kita. Kita memang belum tentu benar. Belum tentu hebat, nggak. Tapi minimal kita mewakili kerja kerja masyarakat yang mumpuni untuk teman teman masyarakat semuanya,” katanya.

Desakan agar DPR dibubarkan merupakan imbas dari kekecewaan masyarakat kepada DPR yang menerima gaji dan tunjangan dengan nominal fantastis. Kekecewaan semakin dirasakan setelah melihat tingkah anggota DPR yang berjoget ria.

Kondisi ini seperti kesenjangan antara DPR dengan rakyat yang sedang kesusahan menghadapi kondisi ekonomi. (mel)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *