Dinas PM-PTSP Dorong Investasi Energi Hijau, Banyuasin Jadi Magnet Pabrik Bioavtur Pertama di Sumsel

BANYUASIN,  — Pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) menyambut positif langkah strategis kerja sama antara PT Green Power Palembang (GPP) dan IJB-Net Pusat (Indonesia Japan Business Network) dalam pengembangan pabrik bioavtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku kelapa non-standar.

Kehadiran proyek besar ini dinilai menjadi momentum penting bagi Banyuasin untuk memperkuat posisi sebagai daerah tujuan investasi energi hijau sekaligus penggerak ekonomi baru berbasis kelapa di Sumatera Selatan.

Langkah awal kerja sama tersebut dimulai melalui rapat konsultasi dan arahan survei kelapa di wilayah Banyuasin, yang dihadiri oleh sejumlah pejabat strategis, termasuk Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuasin Ir. Erwin Ibrahim, ST., MM., MBA., IPU., ASEAN Eng., Kepala Dinas PM-PTSP Rayan Nurdinsyah, S.STP., M.Si., Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Roni Utama, AP., M.Si., serta perwakilan IJB-Net dan GPP.

Kepala Dinas PM-PTSP Banyuasin Rayan Nurdinsyah menegaskan bahwa pemerintah daerah menyambut baik pengembangan investasi terpadu dari IJB-Net di wilayah Banyuasin. Menurutnya, kerja sama ini bukan hanya sekadar proyek energi, tetapi motor baru penggerak ekonomi lokal.

Baca Juga :  Momentum Melempar Jumroh di Jamarat, Melempari Setan dengan Batu

“Keberadaan investasi tersebut akan berdampak langsung terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya petani kelapa, mengingat Banyuasin merupakan penyumbang terbesar produksi kelapa di Sumsel (69,71%),” ungkap Rayan. Kamis (13/11/2025).

Ia menambahkan, investasi pabrik bioavtur tersebut juga berpotensi besar menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar kawasan industri.

“Selain memberikan nilai tambah pada komoditas lokal, pengembangan investasi ini memberikan peluang membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Kabupaten Banyuasin, khususnya masyarakat yang ada di sekitar lokasi pabrik tersebut,” jelasnya.

Rayan menjelaskan, PM-PTSP Banyuasin siap mengawal penuh proses perizinan dan koordinasi lintas sektor, agar seluruh tahapan pembangunan pabrik berjalan lancar dan sesuai regulasi. Ia juga menegaskan bahwa investasi hijau seperti ini sejalan dengan visi Bupati Banyuasin dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Proyek bioavtur ini akan memanfaatkan kelapa non-standar atau kelapa reject yang selama ini belum memiliki nilai ekonomi tinggi. Bahan baku tersebut akan diolah menjadi Crude Coconut Oil (CCO), yang kemudian diproses menjadi bioavtur untuk kebutuhan penerbangan internasional.

Baca Juga :  Mau Coba Konsisten Investasi? Coba Lakukan Ini

Direktur Operasional PT Green Power Palembang, Masakazu Takano, dan perwakilan IJB-Net Pusat, Mochamad Budiman, memastikan bahwa pabrik pengolahan tengah dibangun di Muara Sungsang, Banyuasin, dan ditargetkan beroperasi penuh pada tahun 2026.

“Target kebutuhan ke depan mencapai 500 ton kelapa non-standar per hari,” jelas Budiman.

“Jika pasokan Banyuasin masih kurang, kami siap memperluas kerja sama ke wilayah lain di Sumatera Selatan, bahkan hingga Jambi dan Riau,” tambahnya optimistis.

Dinas PM-PTSP menilai proyek ini akan mengangkat citra Banyuasin sebagai pionir energi hijau nasional, sekaligus memperkuat ekosistem investasi yang berkelanjutan.

“Dengan sinergi lintas instansi dan komitmen Pemkab, kami yakin Banyuasin siap menjadi pusat energi hijau yang mampu bersaing secara global,” tutup Rayan Nurdinsyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *