viralsumsel.com ,PALEMBANG – Nama Zah Rahan Krangar mungkin tak asing bagi pecinta sepak bola Indonesia, khususnya di era 2000-an.
Pemain asal Liberia ini menjadi gelandang serang yang disegani berkat kecepatannya, visi bermain yang tajam, serta stamina luar biasa.
Ia pun mencatat sejarah sebagai pemain asing pertama yang meraih penghargaan Best Player Liga Indonesia pada musim 2007/08 saat berseragam Sriwijaya FC.
Dari Klub Medioker hingga Jadi Bintang
Karier Zah Rahan di Indonesia dimulai pada 2004 bersama Persekaba Badung. Saat itu, ia masih berusia 19 tahun, tetapi berhasil mencetak empat gol dalam semusim.
Bakatnya mulai dilirik oleh klub-klub besar setelah bergabung dengan Persekabpas Pasuruan pada 2005.
Bersama tim berjuluk Sakera Warrior itu, Zah Rahan tampil gemilang dengan torehan 11 gol dari 24 pertandingan, membawa klub promosi hingga ke babak semifinal.
Kehebatannya di lini tengah membuat Sriwijaya FC kepincut untuk merekrutnya pada 2007. Bersama klub asal Palembang tersebut, Zah Rahan langsung menunjukkan kelasnya dengan membawa tim menjuarai Liga Indonesia dan Copa Indonesia dalam musim debutnya.
Berkat penampilan luar biasa itu, ia dianugerahi gelar Best Player Liga Indonesia 2007/08, sekaligus memecahkan dominasi pemain lokal dalam penghargaan tersebut.
Dominasi di Liga Indonesia
Setelah sukses di musim pertamanya bersama Laskar Wong Kito, Zah Rahan terus menambah koleksi trofinya.
Ia kembali mempersembahkan gelar Piala Indonesia pada musim 2008–09 dan 2010, menjadikannya salah satu pemain asing tersukses di Indonesia.
Pada 2010, Zah Rahan pindah ke Persipura Jayapura dan tetap tampil gemilang. Ia membawa Mutiara Hitam menjuarai Liga Indonesia dua kali serta meraih trofi Inter Island Cup.
Setelah sukses di Indonesia, gelandang enerjik ini melanjutkan karier ke Liga Super Malaysia bersama Felda United sebelum kembali ke Indonesia untuk memperkuat Madura United.
Warisan untuk Sepak Bola Indonesia
Keberhasilan Zah Rahan sebagai pemain terbaik membuka jalan bagi pemain asing lainnya untuk meraih penghargaan individu di Liga Indonesia.
Setelah dirinya, sejumlah pemain asing lain seperti Keith Kayamba Gumbs (2012), Paulo Sergio (2017), Rohit Chand (2018), dan Renan Silva (2019) juga berhasil menyabet penghargaan serupa.
Meski kini tak lagi merumput di Liga Indonesia, nama Zah Rahan Krangar tetap dikenang sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah menghiasi kompetisi Tanah Air.
Warisannya sebagai pemain asing pertama yang meraih gelar Best Player akan selalu menjadi bagian dari sejarah sepak bola Indonesia. (asa)







