Babat Toman, viralsumsel.com – Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kembali menunjukkan keseriusannya dalam menjaga stabilitas ekonomi masyarakat. Melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di Lapangan Masjid Al-Mukhlisin, Desa Toman, Kecamatan Babat Toman, pemerintah berupaya menekan inflasi sekaligus meringankan beban warga di tengah kenaikan harga bahan pokok.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Muba bekerja sama dengan Perum Bulog Kanwil Sumsel & Babel ini mendapat perhatian luas dari masyarakat. Warga terlihat antusias memanfaatkan kesempatan membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau.
Paket Hemat, Warga Bisa Simpan Rp20 Ribu
Dalam GPM kali ini, pemerintah menyalurkan 1.600 paket berisi 5 kilogram beras SPHP dan 1 liter minyak goreng. Paket tersebut dijual seharga Rp74.500, jauh lebih murah dibanding harga pasar di Babat Toman, di mana beras kemasan 5 kilogram masih berada di kisaran Rp75.000–Rp80.000 dan minyak goreng mencapai Rp15.000–Rp20.000 per liter.
“Artinya warga bisa menghemat sekitar Rp15.000–Rp20.000 per paket. Ini sangat membantu keluarga kami,” ujar Camat Babat Toman, Heru Kharisma, yang hadir mewakili masyarakat dan menyampaikan apresiasi atas program ini.
Kehadiran Pejabat Daerah dan Lembaga Terkait
Acara GPM turut dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan, Iskandar Syahrianto, yang mewakili Bupati Muba H. Toha Tohet. Hadir pula jajaran pejabat terkait, mulai dari Sekretaris DKP Apriyadi, Kepala Dinas Kesehatan H. Azmi Dariusmansyah, hingga Plt. Kepala Dinas Sosial Deny.
Tak hanya dari OPD, perwakilan lembaga penegak hukum seperti Inspektorat (Seilendra) dan Kejaksaan Negeri Muba (Silviana Margaretha) juga ikut hadir, menunjukkan dukungan lintas sektor terhadap program ini. Dari unsur kewilayahan hadir Camat Babat Toman serta unsur Forkopimcam, bersama perwakilan Bulog, Senior Sales Andi Setiawan.
Sinergi GPM dan Program B2SA
Selain pasar murah, acara ini juga menjadi momentum penyerahan simbolis Bantuan Pengembangan Desa B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, Aman). Program nasional ini ditujukan untuk mendorong pola konsumsi pangan sehat, beragam, dan bergizi bagi masyarakat, sekaligus menjadi strategi jangka panjang dalam penurunan stunting.
Sekretaris DKP Muba, Apriyadi, menegaskan bahwa GPM dan B2SA adalah bagian dari kerja kolektif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). “Ini bukan hanya kerja DKP, melainkan hasil sinergi bersama OPD, Inspektorat, PPHP, Bagian Perekonomian, hingga Forkopimda,” jelasnya.
Pada 2025, program B2SA di Muba menjangkau 19 desa/kelurahan, dengan bantuan disalurkan kepada empat kelompok. Dua kelompok di tahap penumbuhan (Rp75 juta) berasal dari Desa Sumber Rezeki dan Desa Suka Makmur (Kecamatan Plakat Tinggi), sementara dua kelompok tahap pengembangan (Rp50 juta) berasal dari Desa Toman (Kecamatan Babat Toman) dan Desa Kemang (Kecamatan Sanga Desa).
Dampak Nyata bagi Ekonomi dan Penurunan Kemiskinan
Staf Ahli Bupati, Iskandar Syahrianto, menekankan pentingnya kesinambungan antara GPM dan B2SA. Ia menjelaskan, hasil panen kelompok B2SA dapat dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan dapur umum Sekolah Pemberi Pangan Gizi (SPPG) di Babat Toman, yang melayani anak sekolah, ibu hamil, dan balita.
“Dengan begitu, bahan baku tidak perlu lagi didatangkan dari luar daerah. Ini sekaligus memberi stimulus ekonomi bagi warga,” ujar Iskandar.
Lebih jauh, ia mengungkapkan capaian positif Pemkab Muba dalam menekan angka kemiskinan. Berdasarkan data BPS 2025, angka kemiskinan di Muba kini berada di level 9,85%, turun dua poin dari periode sebelumnya. Pemerintah menargetkan angka tersebut terus ditekan hingga di bawah 5%.
“Ini bukti nyata bahwa program pengentasan kemiskinan berjalan seiring dengan upaya pemerataan pembangunan. GPM dan B2SA adalah instrumen penting untuk menjaga daya beli sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya. (bbs)