VIRALSUMSEL.COM – Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, kembali memberikan pandangan bijaknya terkait perkembangan klub baru, Sumsel United. Menurutnya, kehadiran klub yang baru saja diluncurkan ini tidak perlu diiringi dengan pembentukan kelompok suporter baru.
Ia menilai, basis pendukung bagi klub sepakbola sebaiknya tumbuh secara alami seiring kiprah dan prestasi klub di kancah sepakbola nasional. Dengan demikian, loyalitas dan kecintaan yang hadir bukan karena rekayasa, melainkan lahir dari rasa bangga masyarakat terhadap identitas klub.
“Sebagai klub baru, Sumsel United tidak perlu membentuk suporter baru. Karena seiring berjalannya waktu dan kiprah klub ini di sepakbola tanah air, pendukung akan tumbuh secara alami,” ujar Herman Deru, dalam keterangannya kepada awak media.
Fokus pada Prestasi, Bukan Rivalitas Suporter
Herman Deru menegaskan bahwa yang dibutuhkan saat ini bukanlah munculnya rivalitas antarpendukung, melainkan kompetisi sehat di lapangan hijau. Ia mengingatkan bahwa sepakbola adalah olahraga pemersatu, sehingga jangan sampai semangat sportivitas ternodai oleh konflik antarsuporter.
“Jadi tidak ada tandingan-tandingan suporter. Tapi tandingan di lapangan hijau. Inilah yang diharapkan oleh masyarakat terhadap klub-klub yang ada di Sumatera Selatan,” tegasnya.
Pernyataan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa pemerintah daerah ingin menghindari gesekan antar komunitas suporter yang selama ini kerap mewarnai dunia sepakbola Indonesia. Dengan pendekatan natural, ia yakin dukungan yang diberikan masyarakat akan lebih tulus dan penuh semangat kebersamaan.
Tradisi Sepakbola Sumsel
Sumatera Selatan sendiri memiliki sejarah panjang dalam sepakbola. Nama Sriwijaya FC pernah harum hingga level Asia setelah meraih berbagai gelar prestisius, termasuk double winner pada 2007/2008. Dari pengalaman tersebut, Herman Deru menilai, masyarakat Sumsel sudah memiliki kultur sepakbola yang kuat.
Kehadiran Sumsel United sebagai klub baru di kompetisi nasional tentu menambah warna sekaligus memberi alternatif kebanggaan bagi masyarakat. Namun, gubernur berharap, hal itu tidak membuat suporter harus terbagi secara paksa atau diciptakan dengan agenda tertentu.
“Suporter itu akan hadir ketika klub mampu menunjukkan konsistensi, identitas, dan semangat juang. Masyarakat pasti akan memberikan dukungan dengan caranya sendiri,” ucapnya.
Suporter sebagai Nyawa Klub
Dalam sepakbola modern, keberadaan suporter memang menjadi salah satu elemen penting. Tidak hanya sebagai penyemangat di tribun, suporter juga bisa menjadi bagian dari identitas klub. Namun, Herman Deru mengingatkan, identitas itu sebaiknya lahir dari proses, bukan dari paksaan.
Dengan kata lain, jika Sumsel United mampu tampil konsisten, transparan dalam pengelolaan, dan memperlihatkan prestasi, maka dukungan publik akan datang dengan sendirinya. Bahkan, bukan tidak mungkin, klub ini akan memiliki basis massa besar yang mampu mengangkat pamor Sumsel United di tingkat nasional.
Harapan untuk Kebersamaan
Lebih jauh, Herman Deru berharap seluruh elemen sepakbola di Sumatera Selatan bisa menjaga persatuan. Menurutnya, keberhasilan klub-klub Sumsel di kancah nasional bukan hanya ditentukan oleh strategi di lapangan, tetapi juga keharmonisan di luar lapangan.
“Kita ingin klub-klub yang ada di Sumsel ini saling menguatkan. Rivalitas cukup di lapangan hijau, selebihnya mari kita bersatu untuk membangun sepakbola Sumatera Selatan,” ujarnya.
Pernyataan ini juga sekaligus menjadi pesan moral bagi masyarakat dan kelompok pendukung untuk tetap menjunjung tinggi sportivitas.
Dengan arah pembinaan yang jelas dan dukungan masyarakat yang solid, Sumsel United diharapkan bisa menorehkan prestasi sekaligus menjaga tradisi sepakbola Sumsel sebagai salah satu yang terbaik di tanah air. (bbs)