SURABAYA, viralsumsel.com – Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes, menegaskan timnya tetap mendapatkan pelajaran berharga meski harus puas bermain imbang 0-0 melawan Lebanon pada laga FIFA Match Day di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Senin (8/9) malam.
Hasil imbang tersebut menghentikan tren kemenangan Indonesia yang sebelumnya menggilas Taiwan 6-0 di laga uji coba pertama.
Namun, bagi Idzes, duel menghadapi Lebanon justru menjadi tes mental sekaligus ajang persiapan menuju putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
“Pertandingan ini sangat penting untuk evaluasi. Kami berusaha membangun konsistensi sebelum menghadapi lawan berat seperti Arab Saudi dan Irak bulan depan. Walau tidak ada gol, intensitas pertandingan memberi pengalaman bagus bagi seluruh pemain,” ujar Idzes usai laga.
Duet Baru di Jantung Pertahanan
Dalam pertandingan tersebut, Idzes menjalani duet perdana bersama Kevin Diks di lini belakang. Skema empat bek yang diterapkan pelatih Patrick Kluivert juga menjadi pengalaman baru baginya.
Dari 14 penampilan bersama Timnas, bek Sassuolo itu lebih sering dimainkan dengan formasi tiga bek peninggalan era Shin Tae-yong.
Meski demikian, Idzes menilai variasi sistem permainan justru menjadi keuntungan. “Kami punya banyak opsi di lini pertahanan. Formasi bisa berubah kapan saja sesuai kebutuhan. Itu memberi fleksibilitas bagi tim,” katanya.
Strategi Kluivert Mulai Terlihat
Kluivert tampak mulai konsisten menguji formasi empat bek dalam dua laga terakhir. Bagi Idzes, hal ini menunjukkan upaya pelatih asal Belanda tersebut untuk membangun identitas baru Timnas Indonesia.
“Pelatih mencoba berbagai opsi agar tim makin solid. Tugas kami sebagai pemain adalah beradaptasi dan menjalankan instruksi sebaik mungkin,” tambahnya.
Meski gagal mencetak gol, Timnas Indonesia sebenarnya tampil agresif. Beberapa peluang emas tercipta melalui Miliano Jonathans, Mauro Zijlstra, hingga Stefano Lilipaly, namun pertahanan rapat Lebanon membuat skor bertahan hingga peluit panjang.
Idzes menegaskan bahwa laga melawan Lebanon adalah simulasi ideal untuk mengukur kesiapan mental menghadapi tim-tim Asia Barat. “Kami belajar banyak dari gaya bermain Lebanon yang mirip dengan tim-tim yang akan kita hadapi nanti. Ini modal penting untuk pertandingan berikutnya,” pungkasnya. (bbs)







