Jejak Gempa Bumi Berulang Akibat Sesar Lembang, Jadi Alarm Bagi Warga Bandung untuk Waspada

EKONOMI206 Dilihat
Foto dok BMKG

 

viralsumsel.com, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan potensi gempa yang terjadi di kawasan Bandung Jawa Barat karena aktivitas Sesar Lembang. Penelitian terbaru menunjukkan Sesar Lembang bergerak kecepatan sekitar 1,9 hingga 3,4 milimeter setiap tahun.

“Hal ini terbukti dari hasil penelitian paleoseismologi melalui penggalian parit di kilometer 11,5, yang menemukan adanya pergeseran setinggi 40 sentimeter. Di mana, bagian selatan sesar terangkat dibanding sisi utara. Pergeseran sebesar itu menjadi bukti nyata bahwa di masa lalu pernah terjadi gempa dengan kekuatan sekitar magnitudo 6,5 hingga 7,” ungkap Periset bidang Geologi Gempa Bumi BRIN, Mudrik R. Daryono dikutip dari website BRIN, Rabu (3/9/2025).

Sesar Lembang ini membentang sepanjang hampir 29 kilometer mulai dari Padalarang hingga kawasan Cimenyan. Ia menyebut keberadaan Sesar Lembang bukan sekadar garis di peta, tetapi bagian dari sistem geologi aktif.

Baca Juga :  YUME PRO dan KAJI Gelar Startup Competition bagi Pelajar dan Mahasiswa, Dorong Semangat Inovasi Generasi Muda

“Perkiraan ini juga sejalan dengan panjang Sesar Lembang yang mencapai 29 kilometer, yang memang berpotensi menghasilkan gempa dengan besaran tersebut,” tambahnya.

Berdasarkan penelitian paleoseismologi atau kajian jejak gempa purba, Sesar Lembang menunjukkan pernah mengakibatkan gempa bumi yang sangat besar pada abad ke-15.

Bahkan gempa bumi pernah terjadi 60 tahun sebelum Masehi. Jejaknya terjadi pergeseran setinggi 40 sentimeter. Ribuan tahun sebelum kejadian tersebut, juga memperlihatkan jejak gempa besar di Sesar Lembang.

Dari catatan tersebut, para ahli memperkirakan gempa besar di Sesar Lembang berulang dalam rentang waktu antara 170 hingga 670 tahun.

“Pemahaman ilmiah ini sangat penting agar masyarakat lebih siap dan senantiasa waspada dalam menghadapi potensi bencana,” tegas Mudrik.

Bukti aktivitas Sesar Lembang baru-baru ini terjadi setelah Gunung Batu naik hingga 40 cm, salah satu lokasi jalur sesar.

Baca Juga :  TPFX Raih Penghargaan TOP ACHIEVER AWARDS 2024

“Gunung Batu bisa naik hingga 40 sentimeter dalam sekali kejadian gempa. Dan naik atau gesernya ini akan menghasilkan gempa bumi,” katanya.

Meski demikian, Mudrik menegaskan tak ada yang bisa memprediksi kapan gempa itu akan datang. Gempa-gempa kecil yang akhir-akhir ini tercatat di wilayah sekitar Bandung, terutama di segmen Cimeta dan di Sesar Kertasari, merupakan hal lumrah dalam sistem sesar aktif.

“Hingga saat ini, ilmu kebumian belum mampu memprediksi dengan pasti skenario mana yang akan terjadi. Karena itulah, sikap paling bijak yang bisa dilakukan adalah tetap waspada dan menyiapkan langkah mitigasi sejak dini,” ujar Mudrik.

BRIN bersama BMKG, BPBD, serta pemerintah daerah terus melakukan riset, pemetaan, dan edukasi publik mengenai Sesar Lembang. Upaya lainnya yang dilakukan adalah mitigasi terhadap bencana gempa bumi. (mel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *