Makam Raja dan Sepak Bola: Tradisi Unik PSIM Jelang Kick-Off BRI Super League!

OLAHRAGA214 Dilihat

YOGYAKARTA, viralsumsel.com Jelang bergulirnya BRI Super League 2025/26, skuat PSIM Yogyakarta kembali menjalankan tradisi tahunan yang telah menjadi bagian dari identitas klub—ziarah ke makam raja-raja Mataram di Kotagede dan Imogiri.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur sekaligus sarana refleksi spiritual dan penguatan nilai-nilai budaya bagi para pemain.

Hampir seluruh pemain turut ambil bagian dalam kegiatan sakral ini. Mengenakan pakaian adat khas Jawa, para pemain terlihat antusias dan penuh penghormatan saat mengikuti setiap prosesi.

Tradisi ziarah ini bukan sekadar simbolik, tetapi memiliki makna yang dalam bagi PSIM sebagai klub yang menjunjung tinggi nilai-nilai kultural khas Yogyakarta.

“Kami ingin para pemain tidak hanya siap secara fisik dan teknis, tetapi juga menyatu dengan jiwa klub ini, yang berakar kuat pada sejarah dan budaya Mataram,” ungkap salah satu pengurus tim PSIM.

Nuansa Sakral di Makam Kotagede

Kegiatan dimulai dari kompleks makam raja-raja Mataram Islam di Kotagede, di mana para pemain terlebih dahulu mengikuti pengarahan sejarah singkat tentang siapa saja tokoh-tokoh yang dimakamkan di sana. Mereka kemudian memasuki kompleks makam dengan penuh khidmat.

Baca Juga :  Alfredo Vera Kantongi Bayangan Starting XI Madura United, Tapi Belum Mau Buka Kartu

Raka Cahyana, salah satu pemain muda PSIM yang baru kali ini mengikuti tradisi tersebut, mengaku merasakan pengalaman spiritual yang unik.

“Saya ada keturunan Jawa, tapi baru kali ini benar-benar menjalani budaya Jawa seperti ini. Rasanya antusias sekali, karena ini bukan sekadar kegiatan, tapi benar-benar penuh makna,” tutur Raka.

Ia juga menyampaikan rasa kagumnya saat mendengar cerita sejarah para raja, termasuk tentang pemisahan jasad kepala dan tubuh dalam pemakaman, yang menjadi salah satu keunikan di makam Kotagede.

Imogiri: Puncak Kekhusyukan

Usai dari Kotagede, rombongan PSIM melanjutkan perjalanan ke makam raja-raja di Imogiri, Bantul. Lokasi ini dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir para raja Mataram hingga Dinasti Kasultanan Yogyakarta dan Surakarta.

Baca Juga :  PSIM Yogyakarta Pecat Pelatih Kepala Seto Nurdiyantoro

Ikhsan Chan, pemain muda asal Medan, mengungkapkan kesan mendalam selama berada di Imogiri. Bagi Ikhsan, suasana spiritual dan kesakralan lokasi menambah rasa hormatnya terhadap sejarah.

“Di Imogiri, rasanya bahkan lebih khusyuk. Suasananya benar-benar mendukung untuk refleksi. Saya juga jadi tahu lebih dalam tentang sejarah raja-raja dan kebiasaan mereka yang bisa kita contoh sebagai pemain,” katanya.

Kebersamaan dan Kesadaran Budaya

Tradisi ziarah ini tak hanya menjadi momentum spiritual, tapi juga menjadi medium untuk mempererat kebersamaan para pemain.

Mereka belajar memahami bahwa PSIM bukan hanya sekadar klub sepak bola, melainkan juga penjaga warisan sejarah dan budaya Mataram.

Dengan bekal kekuatan spiritual, pemahaman budaya, dan persiapan fisik yang solid, PSIM Yogyakarta siap menyongsong musim kompetisi baru dengan semangat baru yang lebih menyatu antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. (Lib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *