SURABAYA, viralsumsel.com – Musim kompetisi Liga 1 2025/26 menjadi momentum krusial bagi Oktafianus Fernando, gelandang tangguh yang telah lama menjadi ikon Persebaya Surabaya.
Tak hanya memperkuat Green Force untuk musim baru, pemain yang akrab disapa Ofan ini juga mempersiapkan transisi kariernya menuju dunia kepelatihan, menandai langkah visioner seorang pesepak bola yang menatap masa depan.
Spekulasi sempat mencuat ketika nama Ofan tidak terlihat dalam daftar awal pemain Persebaya musim ini. Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan, terutama di kalangan Bonek yang mengenalnya sebagai simbol loyalitas.
“Saya juga sempat kaget, kok nama saya enggak ada. Tapi itu mungkin karena masalah administrasi. Saya tetap di Persebaya,” ungkap Ofan, meredakan kabar simpang siur tersebut.
Bagi Ofan, Persebaya bukan sekadar klub. Ini adalah rumah, tempat yang telah menempa dan membentuk dirinya sebagai pesepak bola profesional. Loyalitasnya yang langka di tengah era sepak bola modern yang sarat dengan perpindahan pemain, menunjukkan kedalaman komitmennya terhadap tim asal Surabaya tersebut.
Namun kini, pria kelahiran 1993 itu mulai menatap babak baru dalam kehidupannya. Ia serius mempertimbangkan langkah menjadi pelatih setelah kariernya sebagai pemain usai. Rencana tersebut sudah mulai dirintis sejak beberapa waktu terakhir.
“Saya ada proyeksi, mungkin musim depan sudah ambil sekolah lisensi lagi,” ujarnya.
Keinginan tersebut tidak tumbuh dalam ruang hampa. Ofan mengakui adanya dorongan dari orang-orang terdekat, termasuk adiknya, pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan.
“Waktu kemarin ketemu, Marcel bilang, ‘sudah Kak, kamu sekarang pikirkan ke depan. Fokus saja di Persebaya, ambil lisensi kalau ada kesempatan’. Itu yang makin memotivasi saya,” cerita Ofan.
Ia mengaku sudah mengantongi lisensi kepelatihan C AFC dan kini sedang mempersiapkan langkah berikutnya, yakni mengambil lisensi B. Menurutnya, proses ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari tanggung jawab untuk melanjutkan pengabdian kepada dunia sepak bola dengan cara berbeda.
“Aku mikirnya nggak neko-neko. Habis ini mau kemana lagi? Aku harus siapkan masa depan,” ujarnya bijak.
Keputusan untuk menggeluti dunia kepelatihan lahir dari pemahaman bahwa karier pesepak bola bersifat sementara. Bagi Ofan, menyiapkan masa depan bukan pilihan, melainkan keharusan.
“Keinginan itu sudah ada dan mulai saya persiapkan dari sekarang,” tutup mantan gelandang PSIS Semarang tersebut.
Langkah Oktafianus Fernando layak dijadikan teladan, bukan hanya oleh pemain muda, tetapi juga oleh siapa pun yang ingin membangun karier yang berkelanjutan.
Ia menunjukkan bahwa loyalitas dan visi masa depan bisa berjalan beriringan, dan bahwa masa depan yang cerah bukan hanya soal prestasi, tapi juga kesiapan mental dan perencanaan matang. (lib)