Penipuan Online Tak Pandang Bulu, Sekelas Wamen Pernah Jadi Korban

 

 

Foto Freepik

viralsumsel.com, JAKARTA– Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan laporan penipuan atau scam yang dialami masyarakat telah mencapai ribuan. Bahkan, korbannya dari kalangan wakil menteri.

“Kalau data dari Kementerian Komdigi dan OJK digabungkan, laporan terkait dengan scam dan spam, per hari ini lebih dari seribu laporan. Jadi saya duduk disini dari pagi, sampai dengan disini di panggung, ada 50 laporan masuk, terkait dengan scam dan spam,” ujar Direktur Pengawasan Sertifikasi dan Transaksi Elektronik Kemenkomdigi Teguh Arifiyadi dalam acara peluncuran solusi spam dan scam Indosat di Jakarta, Kamis (7/8).

Ia mengungkapkan korban penipuan telah menyasar semua kalangan. Tidak hanya dari ekonomi menengah ke bawah, tapi juga dari pejabat penting sekelas wakil menteri.

Baca Juga :  Kinerja BRI G20 Sharia Equity Fund Dollar Tumbuh 2,45 Persen, AUM Capai 1,37 Juta USD

“Bahkan ada wakil menteri pernah melaporkan kena scam. Artinya apa? Tidak ada korelasi yang konkret, bahwa pendidikan yang tinggi itu akan mencegah orang terkena scam ataupun spam. Semua pernah kena, atau setidaknya pernah kena percobaan untuk scam maupun spam,” tuturnya.

Teguh merinci sebanyak 800 ribu laporan penipuan rekening. Ada pula, 160 ribu laporan penipuan nomor seluler.

“Untuk rekening saja sudah lebih dari 800 ribu laporan. Untuk nomor seluler, sudah lebih dari 160 ribu. Itu dalam hitungan tahun. Dan semuanya kami blok,” kata Teguh.

Upaya Pemerintah

Wamenkomdigi Nezar Patria mengaku pemerintah berupaya menangani kasus penipuan sekaligus cara mencegahnya. Akibat dari penipuan online tersebut kerugian finansial mencapai Rp476 miliar pada periode November 2024 hingga Januari 2025.

Baca Juga :  IFG Labuan Bajo Marathon 2024 Gandeng HOKA Run Club Persiapkan Pelari untuk Maraton Terindah dan Menantang di Indonesia

“Di Komdigi kita sudah punya mekanisme dan itu juga data kita dapat dari aduan konten, dan juga kita bekerja sama dengan cybercrime dari Mabes Polri untuk mengungkap dan juga mengidentifikasi pelaku-pelaku yang kerap mengulang perbuatan-perbuatannya lewat tindakan spam dan scam ini,” kata Nezar.

Komdigi terus mengembangkan alat deteksi sebagai upaya pencegahan penipuan, apalagi kelompok penipuan tersebut kian berkembang dengan cara bermacam-macam.

“Mereka [penipu] punya tim riset dan pengembangan. Kita [Komdigi] pun sama. Kita mengembangkan banyak sekali cara untuk bisa melakukan deteksi, preventif, agar (masyarakat) tidak terjadi scam dan spam,” katanya. (mel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *