SERANG, viralsumsel.com – Sorotan tajam dan keraguan publik akhirnya terjawab tuntas. Hendri Susilo, satu-satunya pelatih lokal di ajang BRI Super League 2025/26, membuktikan bahwa dirinya mampu bersaing dengan 17 pelatih asing yang bertebaran di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Keraguan itu pupus ketika Malut United yang dipimpinnya tampil gemilang dan meraih kemenangan 3-1 atas tuan rumah Dewa United di Banten International Stadium, Serang, Sabtu (9/8/2025) malam.
Kemenangan ini tak hanya memberikan tiga poin perdana bagi Laskar Kie Raha, tetapi juga menjadi jawaban konkret atas pandangan minor yang sempat menghantui awal musim mereka.
Sejak diumumkan sebagai pelatih kepala, banyak pihak menilai Hendri akan kesulitan mengimbangi racikan strategi pelatih asing. Namun, pria kelahiran Bukittinggi itu membungkam semua prediksi dengan pendekatan taktik yang efektif.
Di hadapan publik Banten, timnya tampil solid, disiplin, dan mematikan. Racikan strategi Hendri sukses mematahkan skema permainan Jan Olde Riekerink, arsitek berpengalaman asal Belanda yang menukangi Dewa United.
Gol-gol Malut United tercipta lewat kombinasi permainan cepat dan penyelesaian akhir yang klinis. Ciro Alves membuka keunggulan lewat aksi ciamik, disusul gol kedua dari Yakob Sayuri yang memanfaatkan kelengahan lini pertahanan lawan.
Sementara David da Silva menutup pesta gol tim tamu melalui eksekusi penalti yang tenang. Dewa United hanya mampu membalas sekali, yang tak cukup untuk membendung laju kemenangan tim tamu.
Meski mendapat pujian, Hendri memilih merendah. “Kemenangan ini adalah hasil kerja kolektif. Ada keharmonisan antara pemain dan pelatih, pelatih dengan owner. Situasi di ruang ganti dan di lapangan terjaga baik. Itu yang harus terus kita pelihara,” ujarnya dengan nada tenang.
Hendri juga menanggapi santai tudingan bahwa dirinya tak akan mampu bersaing dengan pelatih asing. “Jujur saja, saya ini pelatih biasa. Pelatih kampung. Mungkin rezeki saya yang baik, sehingga dipercaya melatih Malut United. Tapi saya menikmatinya. Tidak ada beban,” tuturnya sambil tersenyum.
Bagi Hendri, sepak bola bukan hanya soal taktik dan strategi, tetapi juga filosofi kebersamaan. Ia memposisikan dirinya sebagai mentor yang fleksibel dan memberi ruang bagi orang-orang di sekitarnya untuk berkembang.
“Saya mengedepankan tim, bukan ambisi pribadi. Kebersamaan itu penting. Karena itu saya banyak memberi kesempatan asisten pelatih, termasuk Resal Octavian sebagai Direktur Teknik, untuk berada di area teknis memberi instruksi,” paparnya.
Pelatih berusia 59 tahun itu menegaskan bahwa perannya di balik layar tetap dominan. “Saya ini sudah tua. Jadi biar yang muda-muda yang tampil di depan. Tapi kendali tim tetap ada di tangan saya,” katanya.
Kemenangan di markas Dewa United menjadi sinyal bahwa Malut United tak bisa dipandang sebelah mata musim ini. Dengan semangat juang tinggi, kohesi tim yang kuat, dan kepemimpinan yang rendah hati, Hendri Susilo tampaknya siap melanjutkan kiprahnya di panggung tertinggi sepak bola nasional. (bbs)







