viralsumsel.com ,JAKARTA – Tim nasional Thailand U-17 harus mengakhiri kiprahnya di ajang AFC U-17 Asian Cup (Piala Asia U-17) 2025 dengan hasil mengecewakan.
Bertanding di laga terakhir Grup A pada Kamis dini hari WIB, 10 April 2025, skuad muda Gajah Perang kembali menelan kekalahan, kali ini dengan skor 0-2 dari China U-17 di Stadion Okadh Sport Club, Taif, Arab Saudi.
Siapa yang mencetak gol dan bagaimana jalannya pertandingan?
Gol kemenangan China tercipta di babak kedua. Pemain andalan mereka, Bunyamin Abdusalam, membuka skor pada menit ke-56 lewat titik putih setelah pelanggaran di kotak penalti.
Hanya tiga menit berselang, Abdusalam kembali mencatatkan kontribusi penting dengan memberikan assist kepada Jiang Zhiqin yang mencetak gol kedua China.
Kekalahan ini menjadi yang ketiga secara beruntun bagi Thailand U-17. Sebelumnya, mereka tumbang 1-4 dari Uzbekistan dan 1-3 saat melawan tuan rumah Saudi Arabia. Alhasil, Thailand menutup fase grup di posisi buncit tanpa satu poin pun.
Apa yang membuat Thailand U-17 tampil buruk di turnamen ini?
Secara statistik, Thailand mencetak hanya 2 gol dan kebobolan 9 kali dari tiga pertandingan. Lini belakang terlihat rapuh, dan serangan mereka kurang tajam.
Performa yang tidak konsisten dan tekanan bermain di ajang besar seperti ini menjadi faktor penyebab tersingkirnya mereka lebih awal.
Kapan dan di mana turnamen ini berlangsung?
Piala Asia U-17 2025 berlangsung sejak awal April di Arab Saudi, dengan grup A memainkan semua pertandingannya di kota Taif.
Ajang ini menjadi panggung penting bagi pemain muda Asia untuk unjuk kemampuan dan membuka peluang ke jenjang yang lebih tinggi.
Siapa yang lolos dari Grup A?
Dari grup ini, Uzbekistan U-17 tampil dominan dan melaju sebagai juara grup dengan tiga kemenangan. Saudi Arabia U-17 menyusul sebagai runner-up dengan dua kemenangan.
Sementara China U-17 finis di peringkat ketiga dengan satu kemenangan.
Bagaimana nasib Thailand U-17 ke depan?
Tersingkirnya Thailand U-17 menandai perlunya evaluasi serius dari federasi sepak bola Thailand dalam membina pemain usia muda.
Kegagalan ini bisa menjadi titik balik untuk memperbaiki sistem pembinaan usia dini agar lebih kompetitif di level Asia. (bbs)







