JAKARTA, viralsumsel.com – Kiprah Malut United FC di awal musim BRI Super League 2025/26 langsung mencuri perhatian. Di bawah komando Hendri Susilo, Laskar Kie Raha sukses memulai langkah dengan hasil manis—membungkam tuan rumah Dewa United Banten FC yang digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat juara musim ini.
Kemenangan tersebut tak hanya memberikan tiga poin berharga, tetapi juga mengantarkan Hendri Susilo meraih predikat Coach of The Week alias pelatih terbaik pekan pertama. Gelar ini terasa istimewa, sebab di tengah dominasi 17 pelatih asing yang menukangi klub-klub liga, Hendri menjadi satu-satunya pelatih lokal yang mampu menonjol.
Namun, bukan sekadar hasil akhir yang membuat Hendri layak mendapat sorotan. Pria kelahiran tanah Minang ini sukses memberikan sentuhan baru dalam strategi permainan Malut United. Jika musim lalu tim identik dengan gaya ofensif yang mengandalkan serangan bertubi-tubi, kali ini mereka tampil lebih fleksibel dengan mengutamakan skema counter attack yang efektif.
Strategi tersebut terbukti jitu. Dari tiga gol yang bersarang di gawang Dewa United, dua di antaranya lahir dari serangan balik cepat yang diakhiri oleh Yakob Sayuri dan Ciro Alves. Satu gol lainnya tercipta lewat titik putih, setelah serangan balik Malut United memaksa lawan melakukan pelanggaran di kotak terlarang. David Da Silva, sang eksekutor, menuntaskannya dengan dingin.
Meski mendapat predikat terbaik, Hendri justru memilih untuk merendah. Dalam gaya bicaranya yang santai, ia menegaskan bahwa gelar tersebut bukanlah hasil kerja pribadi, melainkan buah dari kekompakan tim.
“Jujur, saya ini pelatih biasa saja. Pelatih kampung gitu. Mungkin rezekinya saja yang baik. Tapi saya juga nikmati saja, enggak ada beban,” ujar Hendri dengan senyum lepas.
Meski merendah, Hendri tidak menutup mata terhadap arti penting kemenangan ini. Menurutnya, start positif di awal musim akan menjadi modal besar bagi mentalitas tim.
“Kami bersyukur atas kemenangan ini. Tiga poin yang kami dapat adalah hasil kerja keras semua pemain, bukan saya sendiri. Kompetisi masih panjang, jadi kami harus tetap bekerja keras bersama-sama,” ucapnya.
Tak hanya fokus pada taktik, Hendri juga menekankan pentingnya membangun karakter dan mental juara dalam tim. Ia percaya, keberhasilan di lapangan tidak hanya ditentukan oleh strategi, tetapi juga oleh kekuatan mental dan semangat kolektif para pemain.
“Saya ingin pemain Malut United punya mentalitas yang baik. Kita punya target yang besar musim ini, jadi semua harus sejalan—manajemen, pelatih, pemain, dan suporter. Kalau itu terwujud, insyaallah hasilnya akan mengikuti,” tegasnya.
Dengan kemenangan di pekan pembuka dan label pelatih terbaik, sorotan publik kini tertuju pada langkah Malut United di pertandingan-pertandingan berikutnya. Apakah Hendri Susilo mampu mempertahankan performa tim sekaligus membuktikan bahwa pelatih lokal bisa bersaing dengan pelatih asing di level tertinggi sepak bola nasional?
Satu hal yang pasti, bagi Hendri Susilo, musim ini adalah kesempatan emas untuk mengangkat nama Malut United sekaligus mengukir prestasi pribadi yang membanggakan. (Lib)