Legislator Dorong Tingkatkan Layanan Kesehatan Mental di Tingkat Desa dan Kelurahan

EKONOMI47 Dilihat
Foto dok PKS

 

 

viralsumsel.com, JAKARTA – Kasus bunuh diri seorang ibu dan meracuni dua anaknya menjadi kisah tragis yang memilukan. Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani menilai kasus ini menjadi gambaran krisisnya layanan kesehatan mental di masyarakat.

“Peristiwa memilukan ini menjadi alarm keras bagi kita semua. Ada jeritan keputusasaan yang tidak terbaca oleh keluarga, lingkungan, maupun negara,” ujar Netty dalam keterangannya, Rabu (10/9/2025).

Ia menyebut kasus ini bisa dicegah dengan memperkuat akses layanan kesehatan mental dari mulai desa dan kelurahan. Netty menyebut akan mendorong pemerintah untuk membuat layanan tersebut.

“Kasus ini menegaskan urgensi ketersediaan konseling krisis dan pendampingan psikososial yang mudah dijangkau, khususnya bagi keluarga rentan. Kesehatan mental harus ditempatkan setara dengan kesehatan fisik,” ujar Netty.

Baca Juga :  Strategi Membangun Website Rental Mobil yang Sukses

Ia lantas mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam melindungi perempuan dan anak. Selain itu, ia mendorong penguatan jaring pengaman sosial dan bantuan ekonomi produktif lantaran tekanan finansial kerap menjadi pemicu depresi dan keputusasaan hingga bunuh diri.

“Negara harus hadir bukan hanya setelah tragedi terjadi. Bantuan ekonomi, pemberdayaan perempuan, dan pendampingan keluarga harus menjadi strategi pencegahan,” ujar Netty.

“Jangan sampai ada seorang ibu merasa jalan satu-satunya adalah mengakhiri hidup bersama anak-anaknya. Setiap nyawa berharga dan wajib dilindungi,” ujar Netty.

Sebelumnya, tiga jenazah ditemukan di dalam sebuah kontrakan di Kampung Cae, Desa Kiaraongke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/9/2025). Sang ibu tewas bunuh diri, sebelumnya telah meracuni kedua anaknya.

Baca Juga :  Biodiversity Warriors KEHATI Menjaga Keanekaragaman Hayati Indonesia Melalui Semangat Kolaborasi, Inovasi dan Solusi

Dalam surat wasiat yang ditinggalkan, wanita berinisial EN (34) mengungkapkan jeritan hatinya yang merasa putus asa menghadapi impitan ekonomi. (mel)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *