viralsumsel.com ,PALEMBANG – Sriwijaya FC terus berbenah menghadapi kompetisi mendatang, dengan harapan bisa kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1.
Namun, di tengah euforia dan harapan besar dari para suporter, muncul wacana mengenai pengembangan akademi sebagai bagian dari strategi jangka panjang klub.
Menanggapi hal ini, salah satu tokoh sepak bola Sumatera Selatan, Qusoi SH, memberikan pandangannya bahwa prioritas utama Sriwijaya FC saat ini seharusnya adalah promosi ke Liga 1.
Menurut Capo Tifoso Ultras Palembang, Qusoi SH, jika Sriwijaya FC berhasil menembus Liga 1, secara otomatis popularitas tim akan meningkat, yang pada akhirnya akan menarik lebih banyak sponsor untuk masuk.
Dengan adanya suntikan dana dari sponsor, maka pengembangan akademi dan pembinaan pemain muda bisa dilakukan dengan lebih stabil dan berkelanjutan.
“Kalau kita mengejar Liga 1 dulu, nama Sriwijaya FC akan kembali melambung. Itu akan menarik sponsor masuk dengan sendirinya. Sementara pengembangan akademi bisa dilakukan seiring perjalanan tim,” ujar Qusoi.
Ia juga menyoroti realitas finansial yang harus dihadapi oleh manajemen Sriwijaya FC. Biaya operasional tim di Liga 2 tidaklah kecil, diperkirakan membutuhkan minimal Rp 10 miliar per musim.
Qusoi mempertanyakan kesiapan klub dalam mengumpulkan dana sebesar itu agar tim tetap bisa bersaing di kompetisi.
“Kita harus realistis, sanggup tidak menghidupi Sriwijaya FC di Liga 2 dengan anggaran sebesar itu? Ini bukan sekadar bicara semangat, tetapi juga harus ada kepastian dana,” tambahnya.
Lebih lanjut, Qusoi mengingatkan bahwa keinginan suporter untuk mendatangkan pemain bintang harus diimbangi dengan kesadaran akan kondisi keuangan klub. Ia memahami gairah pendukung yang ingin melihat Sriwijaya FC diisi oleh pemain-pemain berkualitas, tetapi menurutnya klub harus selektif dan tidak asal mendatangkan pemain tanpa mempertimbangkan kemampuan finansial.
“Wajar jika kita ingin pemain bintang, itu namanya ambisi. Tapi kita juga harus tahu batasan dan tidak memaksakan sesuatu yang di luar kapasitas kita,” tegasnya.
Meskipun demikian, Qusoi tetap mendukung kebijakan pelatih Anggoro dalam membangun tim yang kompetitif dengan kombinasi pemain muda berbakat dan pemain senior berpengalaman.
Ia menilai bahwa keseimbangan antara energi muda dan kepemimpinan pemain veteran sangat penting agar Sriwijaya FC tetap kompetitif.
“Kami sangat mendukung langkah Pak Anggoro untuk merekrut pemain muda. Tapi tetap harus ada pemain senior yang bisa menjadi panutan di lapangan,” pungkasnya.
Pernyataan ini mencerminkan tantangan yang harus dihadapi Sriwijaya FC. Dengan keterbatasan anggaran, manajemen harus cermat dalam menentukan prioritas, agar bisa kembali ke Liga 1 tanpa mengorbankan stabilitas klub dalam jangka panjang. (asa)