PDUI Sumsel Tanggapi Tudingan Bahwa Covid-19 Rekayasa Industri Medis

VIRALSUMSEL.COM, PALEMBANG – Marak akhir-akhir ini tudingan kepada kalangan medis bahwa isu Covid-19 ini hanyalah akal-akalan kalangan medis untuk meraup keuntungan. Bahkan tenaga kesehatan dituding menjadikan lahan bisnis, dan sebagainya.

Hal tersebut membuat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumatera Selatan (Sumsel) angkat bicara. Menurut dr Haikal Mubarak Ketua Harian PDUI Sumsel berbagai teori berbau konspirasi dibawa-bawa dan dikait-kaitkan agar tampak benar pendapat mereka.

“Pucuk dicinta ulam pun tiba. Cocoklogi mereka didukung dari berbagai kalangan, termasuk kalangan medis, ekonom, birokrat, dan bahkan pemuka agama atau kalangan alim ulama,” kata Haikal kepada www.viralsumsel.com, Selasa (9/6/2020) malam.

Lebih lanjut dokter muda di Bumi Sriwijaya ini menambahkan berseliweran vidio di medsos mulai dari wawancara dengan mantan Menkes, wawancara seorang Dirut RS, atau vidio ceramah para tokoh agama yang menambah riuhnya hiruk pikuk ragam pendapat di medsos.

“Tapisan berbagai kalangan agar orang-orang awam tidak ikut ikutan berlagak sebagai ahli dibantah dengan enteng bahwa kalangan ahlinya pun ada yang sependapat dengan mereka, jadi tambah besar kepala mereka (makna kiasan),” lanjut dokter alumni Unsri ini.

Bila mereka mau berpikir jernih lanjut Haikal apakah mungkin kalangan medis seluruh dunia kompak bersekutu membuat isu covid? Juga didukung oleh seluruh pemimpin dunia lengkap dengan perangkat-perangkatnya?
Apakah sebelum pandemi ini dunia medis terpuruk, bangkrut? Dan tenaga medisnya jadi tidak bisa hidup?

Baca Juga :  HD Harap Purna Paskibraka Tularkan Kompak dan Disiplin ke Masyarakat

“Bahwa ada sekian banyak permasalahan di dunia medis itu tidak bisa dibantah, namun tidak kemudian menyimpulkan bahwa pandemi covid ini adalah hasil rekayasa industri medis untuk meraup keuntungan,” terang dia.

Menurutnya harus dapat dibedakan antara konspirasi bisnis dengan konspirasi medis.

“Aspek bisnis (komersial) tidak pernah bisa terlepas dari semua bidang, prinsip bisnis adalah dimana ada gula disitu ada semut. Jadi jangan heran kalau kita saksikan orang pindah profesi, banting setir saat melihat peluang pasar terbuka. Rumah sakit sekarang ini bisa bertahan saja sudah cukup baik, mengingat penularan covid 19 sangat tinggi resikonya bagi kalangan medik sehingga membuat keengganan mereka untuk bekerja, belum lagi kurangnya dukungan pemenuhan kebutuhan Alat pelindung diri, insentif tambahan dan sebagainya,” terang dia.

Masih kata Haikal, selama musim covid kunjungan ke Rumah Sakit berkurang lebih dari 80%, ruang operasi tidak dibuka (kesulitan APD), jam buka Poliklinik dipersingkat, yang datang berobat yang benar-benar sakit parah, kemungkinan karena takut Corona.

Baca Juga :  Muba Terus Gencarkan TTE dan Penerapan e-Office Yang Terintegrasi Pada Aplikasi Srikandi

“RS adalah perusahaan jasa, angka rawat inap yang terjun bebas, jelas mempengaruhi operasional RS. RS ngos-ngosan membiayai Operasional nya,” terang dia lagi.

Seandainya memang cuma mengejar keuntungan, maka lebih baik RS menolak jadi rujukan covid, dan merawat pasien lain saja. Tapi di era pandemi ini tak ada pilihan seperti itu, suka atau tidak harus terima pasien covid.

“Diisukan juga sekarang, kalau masuk RS apapun sakitnya: jantung, typus, gula, stroke, kecelakaan akan dijadikan PDP, biar untung RSnya. Ini adalah tuduhan yang tidak tepat,” sambung dia.

Dokter berkaca mata ini menuturkan penentuan status pasien berdasarkan pemeriksaan riwayat keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, dan CT-Scan thoraks (foto dada) dan dilakukan oleh tim ahli yang memang kompeten di bidangnya, tidak serta merta dijadikan PDP, dasarnya jelas, bisa dibuktikan secara hukum.

“Tidak masalah kalian penikmat teori konspirasi, topik ini emang paling enak ditonton/dibaca sambil minum kopi, saya juga menikmati. Namun teori-teori tersebut tidak bisa dijadikan landasan menuduh para nakes telah melanggar sumpah profesi, menjadikan wabah sebagai ladang bisnis mengejar keuntungan pribadi. Sungguh tuduhan yang tidak benar,” tukas dia. (eci)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *