Banner Iklan Pemprov Sumsel GSMP
Banner Iklan Pemkab Muba September
Kebakaran lahan gambut di jalan Raya Lintas Timur Sumatera, desa sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (14/9/2023). Lahan Gambut tersebut dekat dengan pemukiman, lahan pertanian dan pintu exsit Tol Rambutan.foto : Muhammad Hatta/viralsumsel.com
Kebakaran lahan gambut di jalan Raya Lintas Timur Sumatera, desa sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (14/9/2023). Lahan Gambut tersebut dekat dengan pemukiman, lahan pertanian dan pintu exsit Tol Rambutan.foto : Muhammad Hatta/viralsumsel.com

Petaka anak Lintas Timur Sumatera

VIRALSUMSEL.COM, PALEMBANG – Krisis ilkim merupakan bencana yang berdampak secara tidak langsung pada hak anak, di antaranya hak mendapatkan pendidikan, kesehatan yang layak, akses air bersih dan ketahanan pangan. Untuk memjamin kehidupan anak di masa dating perlu kebijakan berbasis lingkungan menempatkan anak sebagai prioritas pembangunan berkelanjutan.

Kejadian gelombang panas dan cuaca ekstrim kian lazin di berbagai Negara. Implikasinya dapat terjadi kelaparan, akses air bersih lebih sulit, hingga ancaman penyakit menular. Saat ini krisis ilkim tengah bergerak kea rah perburukan karena laju pemanasan global yang belum teratasi.

Suasana Saat Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan.
Sejumlah warga panik saat kebakaran lahan gambut di jalan Raya Lintas Timur Sumatera, desa sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (14/9/2023). Lahan Gambut tersebut dekat dengan pemukiman, lahan pertanian dan pintu exsit Tol Rambutan.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat, tahun 2022 menjadi tahun kedelapan dengan suhu terpanas sejak 2014. Pada tahun ini pun tampaknya tidak terlihat membaik karena prediksi suhu oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena El Nino masih ajakn berlanjut hingga Februari 2024.

Kebaharan hutan dan lahan (karhutla) menjadi bencana yang selalu berulang di Sumatera Selatan dan diperparah dengan fenomena El Nino mendari mimpi bukur bagi warga Sumsel khususnya anak-anak.

Sejumlah anak-anak berkumpul di teras rumah saat kebakaran lahan gambut di jalan Raya Lintas Timur Sumatera, desa sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (14/9/2023). Lahan Gambut tersebut dekat dengan pemukiman, lahan pertanian dan pintu exsit Tol Rambutan.

“siang dan malam kami berjaga rumah dan kebun kami, ancaman api karhutla begitu nyata. Anak-nak pun gelisah ketika api mendekat kepemukiman kami.

Baca Juga :   PMI Sumsel Terima Bantuan APD dan Hand Sanitizer dari Satgas Bencana BUMN

Belumlah anak-anak sekarang banyak yang sakit batuk, ganguan pernafasan dan penyakit kulit akibat kabut asap kebakaran ” ungkap Agus, warga jalan Lintas Timur Sumatera, desa Sungai Rambutan, Indralaya Utara, Sumatera Selatan, Selasa (19/9/2023).

Warga saat memadamkan Api.

Seorang anak membantu orang tuanya menyiram lahan batas rumahnya agar api tidak memdekat saat kebakaran lahan gambut di jalan Raya Lintas Timur Sumatera, desa sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (14/9/2023). Lahan Gambut tersebut dekat dengan pemukiman, lahan pertanian dan pintu exsit Tol Rambutan.

The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index’ adalah laporan global pertama yang menyajikan analisis risiko iklim komprehensif dari sudut pandang anak. Laporan ini menyusun peringkat negara-negara berdasarkan tingkat keterpaparan anak terhadap guncangan iklim dan lingkungan hidup seperti badai dan gelombang panas, serta kerentanan mereka terhadap guncangan berdasarkan akses kepada layanan esensial.

Pada posisi ke-46, Indonesia adalah salah satu dari negara dengan risiko tinggi (high risk). Menurut laporan di atas, anak-anak Indonesia mengalami keterpaparan tinggi terhadap penyakit tular vektor, pencemaran udara dan banjir rob namun demikian, investasi pada layanan sosial, khususnya kesehatan dan nutrisi, pendidikan, perlindungan sosial dan inklusi keuangan, dapat menciptakan perbedaan besar dalam kemampuan negara untuk melindungi masa depan anak dari dampak perubahan iklim.

Baca Juga :   Updata 19 Juli : Sumsel Tembus 3 Ribu Kasus COVID-19, Masih Tertinggi di Sumatera
Sejumlah anak-anak membaca sosialisasi larangan membakar hutan dan lahan di posko terpadu Satgas Pemadaman Darat di desa Palemraya, Ogan Ilir, Sumsel, Jumat (8/9/2023)
Sejumlah anak-anak membaca sosialisasi larangan membakar hutan dan lahan di posko terpadu Satgas Pemadaman Darat di desa Palemraya, Ogan Ilir, Sumsel, Jumat (8/9/2023)

World Health Organization (WHO), ada empat dampak yang terjadi kepada anak akibat perubahan iklim, yaitu dampak langsung terhadap kesehatan anak, dampak terhadap kesehatan anak melalui ekosistem, dampak terhadap kesehatan anak melalui perilaku manusia, dan dampak kesehatan pada anak akibat bencana alam. Untuk dampak langsung terhadap kesehatan pada anak meliputi dampak panas yang ekstrem dan dampak cuaca yang ekstrem terhadap kesehatan anak.

Bencana karhutla meninggat sejak bulan Agustus hingga saat ini, kami selalu memprioritaskan pemadaman api di jalur lintas timur dan jalan tol, karna dapat mengganggu fasilitas public dan mengancam pemukiman warga.

Seorang anak bersama kelurganya melintasi wilayah kebakaran hutan desa Palemraya, Indralaya Utara, Sumatera Selatan, Indonesia, Kamis (7/9/2023). Hutan Gambut tersebut dekat dengan pemukiman warga, lahan perkebunan dan akses jalan Tol Palembang Indralaya.
Seorang anak bersama kelurganya melintasi wilayah kebakaran hutan desa Palemraya, Indralaya Utara, Sumatera Selatan, Indonesia, Kamis (7/9/2023). Hutan Gambut tersebut dekat dengan pemukiman warga, lahan perkebunan dan akses jalan Tol Palembang Indralaya.

Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Sumatra mencatat luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare. Perinciannya, 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut.

Seorang balita bersama kelurganya melintasi kabut asap saat kebakaran lahan Gambut di desa Palemraya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Senin (18/9/2023). Kebakaran hutan dan lahan hingga  mengancam lahan pertanian warga
Seorang balita bersama kelurganya melintasi kabut asap saat kebakaran lahan Gambut di desa Palemraya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Senin (18/9/2023). Kebakaran hutan dan lahan hingga mengancam lahan pertanian warga

Seorang balita bersama kelurganya melintasi kabut asap saat kebakaran lahan Gambut di desa Palemraya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Senin (18/9/2023). Kebakaran hutan dan lahan hingga mengancam lahan pertanian warga“Jadi, berdasarkan hasil citra satelit, sepanjang Januari hingga Agustus 2023 setidaknya sudah ada 4.082,8 hektare lahan yang terbakar di Sumsel. Satgas Operasi Pemadaman Darat dan Tim Manggala Agni selalu berpatroli dan siap 24 jam memadamkan api saat kebakaran hutan dan lahan terjadi di wilayah Kabupaten Ogan Ilir, sumatera Selatan”, tutup Ferdian Krisnanto, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Sumatera. (ril)

Iklan OKI

Check Also

Wartawan Senior Palembang yang Terkenal Kritis Agus Harizal Siap Maju dalam Bursa Calon Ketua PWI Sumsel

viralsumsel.com, Palembang – Wartawan senior Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) yang terkenal kritis Agus Harizal Pimpinan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *