VIRALSUMSEL.COM, MUBA – Muba Babel United (MBU) menjadi salah satu tim yang berlaga dalam ajang Liga 2 Indonesia 2021. Kini klub yang memiliki home base di Stadion Serasan Sekate, Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) itu tergabung di grup A bersama Sriwijaya FC, PSMS Medan, KS Tiga Naga, PSPS Riau dan Semen Padang FC di kompetisi Liga 2 tahun 2021.
Meski tim baru, Muba Babel United sebenarnya bukanlah tim yang bau kencur. Muba Babel United merupakan tim merger antara tim Babel United dan Muba United kontestan Liga 3 2021. Sebelumnya Babel United merupakan klub yang bermarkas di Stadion Depati Amir, Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan hasil dari marger antara Aceh United dan PS Timah Bangka Belitung.
Hingga pada tahun 2019, Pemkab Muba mengambil alih klub Babel United. Namun jelang kompetisi bergulir, belakangan nama klub yang berjuluk Laskar Ranggonang itu masih menimbulkan perdebatan di media sosial. Hal tersebut dipicu dari jadwal resmi yang keluar tidak sinkron nama tim yang tertulis Babel United.
Tentu saja itu menimbulkan beragam reaksi karena sebagian pihak menganggap klub sepakbola itu masih dimiliki Bangka Belitung. “Sebelumya memang tim ini berasal dari Bangka Belitung namun kini sudah sepenuhnya menjadi milik Muba proses kepindahan itu sudah jalan dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Manajer Muba Babel United Achmad Haris ketika dikonfirmasi, Kamis (30/9/2021).
Kendati demikian Haris melanjutkan pihaknya tetap menghormati prosedur dari operator Liga Indonesia hingga tim tersebut sepenuhnya berganti nama Muba United. “Kita sudah mengajukan soal perubahan itu dari tahun sebelumnya. Tapi karena terkendala karena kompetisi terhenti beberapa kali jadi prosesnya lambat,” jelasnya.
“Tapi Insya Allah putaran kedua nanti kita resmi sudah bisa pakai nama Muba United seutuhnya. Sekarang ini kita juga diperbolehkan pakai nama Muba Babel United,” tambahnya.
Muba Babel United bukan hanya satu-satunya klub sepakbola hasil merger, pergantian nama, hingga pindah kota adalah fenomena yang umum dijumpai di sepakbola Indonesia. Sejak 2008, setidaknya ada 19 klub Liga 1, Liga 2, maupun Liga 3 yang berubah bentuk.
Pada era profesional dan industri sepakbola, perubahan nama, perpindahan markas, pembubaran, penggabungan, hingga pendirian klub baru adalah hal wajar. Sebelum menemukan bentuk seperti sekarang, klub-klub profesional di Eropa juga melakukan hal yang sama.
Sedikitnya ada tujuh klub yang berganti nama setelah merger ataupun take over kepemilikan baru seperti meberikan warna tersendiri di kompetisi Liga 2 Indonesia. Ditambah lagi dengan andil besar sang publik figur seperti aktris Rafi Ahmad sebagai pemilik klub RANS Cilegon FC dan juga Atta Halilintar yang memegang kendali penuh atas AHHA PS PATI.
Selain itu ada Hizbul Wathan Sidoarjo hasil merger dua klub Semeru FC Lumajang dan Persigo Gorontalo. Badak Lampung (Perseru Serui) dan Sulut United (Bogor United dan Persikad Depok). Bahkan Sriwijaya FC yang memiliki nama besar juga berasal take over dari merger dua klub sebelumnya Persijatim dan Solo FC sebelum diambil alih Pemprov Sumsel tahun 2004 dan setahun kemudian resmi terdaftar dengan nama Sriwijaya FC.
“Bagi kita peristiwa seperti ini hal yang biasa, karena sepakbola itu dinamis. Jangankan Liga 2 tim-tim profesional sekelas di Liga Eropa itu juga banyak yang berganti nama, berganti pemilik, pindah markas dan lain-lain,” pungkasnya. (dev)