viralsumsel.com, JAKARTA – Sindrom Ovarium Polikistik atau Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan salah satu penyebab utama infertilitas pada perempuan usia reproduktif. Diperkirakan 8-13% perempuan di dunia mengalami gangguan ini, yang dapat menghambat ovulasi dan menyebabkan kesulitan dalam memperoleh keturunan.
Untuk membahas solusi terbaik dalam menangani PCOS, AOFOG Campus 3 menggelar sesi khusus yang dipimpin oleh Dr. Syarief Thaufik Hidayat, MD (OG)REI, MSi GC, D.MAS. Dalam sesi ini, para ahli dari berbagai negara membahas langkah-langkah penanganan PCOS, mulai dari pendekatan sederhana hingga pemanfaatan teknologi reproduksi berbantu (ART).
Langkah Awal: Modifikasi Gaya Hidup dan Nutrisi
Dr. Gita Pratama, MD, OG(REI), MRepSc dari Indonesia menekankan bahwa langkah awal dalam menangani PCOS dapat dimulai dari perubahan pola hidup dan nutrisi. Sebagai Kepala Klinik IVF Yasmin RSCM, Dr. Gita menjelaskan bahwa pola makan yang sehat dan aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menurunkan kadar insulin, mengurangi resistensi insulin, serta memperbaiki keseimbangan hormon reproduksi.
“Banyak pasien PCOS yang mengalami kelebihan berat badan, yang berkontribusi pada ketidakseimbangan hormon. Dengan modifikasi gaya hidup yang tepat, kita bisa membantu mengembalikan ovulasi alami tanpa harus langsung menggunakan obat-obatan atau prosedur medis lainnya,” ungkapnya.
Dr. Gita juga menyarankan pola makan yang kaya serat, rendah gula, dan tinggi protein untuk mengurangi fluktuasi kadar gula darah yang dapat memperburuk gejala PCOS. Aktivitas fisik seperti yoga dan latihan kardio juga disebut dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mendukung proses ovulasi.
Induksi Ovulasi untuk PCOS yang Lebih Kompleks
Bagi pasien yang tidak mengalami perbaikan signifikan dengan perubahan gaya hidup, langkah berikutnya adalah induksi ovulasi menggunakan obat-obatan. Hal ini dijelaskan oleh Prof. Virgilio M. Novero, Jr., MD, MSc dari Filipina, yang merupakan Direktur Ilmiah Center for Advanced Reproductive Medicine and Infertility (CARMI).
Induksi ovulasi bertujuan untuk menstimulasi ovarium agar menghasilkan sel telur yang matang dan siap dibuahi. Prof. Virgilio menjelaskan bahwa terdapat berbagai pilihan obat yang bisa digunakan, mulai dari Clomiphene Citrate (CC) hingga Letrozole. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan produksi hormon yang merangsang ovulasi.
“Setiap pasien memiliki respons yang berbeda terhadap pengobatan ini, sehingga pemantauan ketat diperlukan untuk menyesuaikan dosis dan mencegah risiko komplikasi seperti sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS),” tambahnya.
Selain obat oral, terkadang dokter juga merekomendasikan gonadotropin injeksi untuk meningkatkan peluang ovulasi, terutama bagi pasien yang tidak merespons terapi awal.
Teknologi Reproduksi Berbantu (IVF) untuk Kasus Kompleks
Bagi perempuan dengan PCOS yang tetap mengalami kesulitan hamil meskipun telah menjalani perubahan gaya hidup dan pengobatan, teknologi reproduksi berbantu seperti fertilisasi in vitro (IVF) menjadi pilihan utama. Prof. Dr. Mukhri B. Hamdan dari Malaysia menjelaskan bahwa teknik ini memungkinkan pasien PCOS yang mengalami anovulasi kronis untuk tetap memiliki peluang mendapatkan keturunan.
Sebagai Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi di University Malaya Medical Centre, Prof. Mukhri menyoroti bahwa teknologi IVF terus mengalami perkembangan, termasuk penggunaan metode pemantauan embrio berbasis AI serta pengoptimalan stimulasi ovarium yang lebih aman bagi pasien PCOS.
“IVF bukan hanya solusi terakhir, tetapi juga merupakan pendekatan yang bisa sangat efektif bagi mereka yang sudah mencoba metode lain tanpa hasil yang memuaskan. Dengan teknik yang lebih canggih, tingkat keberhasilan IVF bagi pasien PCOS terus meningkat,” jelasnya.
Dalam prosedur IVF, pasien menjalani stimulasi ovarium, diikuti dengan pengambilan sel telur, fertilisasi di laboratorium, dan transfer embrio ke dalam rahim. Teknik ini sangat membantu bagi pasien PCOS yang mengalami gangguan ovulasi parah atau memiliki faktor penyerta lain yang menyulitkan kehamilan secara alami.
Pendekatan Holistik untuk Setiap Pasien
Ketua sesi, Dr. Syarief Thaufik Hidayat, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengembangan Layanan Infertilitas RSUP Dr. Kariadi Semarang, menekankan pentingnya pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
“Tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua pasien PCOS. Oleh karena itu, pendekatan bertahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap perempuan mendapatkan penanganan yang paling sesuai dengan kondisinya,” ujarnya.
Dr. Syarief juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan medis secara menyeluruh sebelum menentukan metode penanganan, karena faktor lain seperti gangguan metabolisme dan kondisi kesehatan secara keseluruhan juga berperan dalam efektivitas terapi.
Tentang AOFOG dan Komitmennya terhadap Kesehatan Reproduksi
Asia & Oceania Federation of Obstetrics & Gynaecology (AOFOG) adalah organisasi regional yang berfokus pada peningkatan ilmu dan praktik kebidanan serta biologi reproduksi. Didirikan pada tahun 1957 di Tokyo, organisasi ini berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan kesehatan perempuan di kawasan Asia-Oseania.
Salah satu komite utama dalam AOFOG adalah Komite Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas (REI), yang saat ini diketuai oleh Prof. Dr. Budi Wiweko dari Indonesia. Komite ini berperan penting dalam pengembangan penelitian, standar klinis, serta program edukasi terkait kesuburan dan gangguan hormonal.
Melalui program AOFOG Campus, organisasi ini secara aktif memfasilitasi pertukaran ilmu dan pengalaman antara para ahli reproduksi dari berbagai negara. Dengan kolaborasi ini, diharapkan standar penanganan PCOS dan masalah infertilitas lainnya semakin meningkat, sehingga semakin banyak perempuan yang bisa mendapatkan solusi terbaik bagi kondisi mereka.
PCOS merupakan tantangan besar bagi banyak perempuan usia subur, tetapi dengan pendekatan yang tepat, peluang untuk hamil tetap terbuka lebar. Dari perubahan gaya hidup, induksi ovulasi, hingga pemanfaatan teknologi IVF, para ahli menegaskan bahwa setiap langkah harus disesuaikan dengan kondisi pasien untuk hasil yang optimal. Dengan dukungan penelitian dan inovasi berkelanjutan, masa depan penanganan PCOS semakin menjanjikan bagi perempuan yang berjuang mendapatkan keturunan. (vritimes)