viralsumsel.com ,PALEMBANG – Jelang menghadapi kompetisi sepak bola Liga 2 musim 2025/2026, Sriwijaya FC kembali dihadapkan dengan masalah finansial.
Klub berjuluk Laskar Wong Kito ini masih memiliki tunggakan utang hampir Rp 1 miliar kepada Hotel Majestic Palembang, yang hingga kini belum dilunasi.
Manajer Hotel Majestic Palembang, Suyanto, mengungkapkan bahwa Sriwijaya FC masih berutang sekitar Rp 958 juta, yang berasal dari biaya sewa kamar dan catering selama mengarungi kompetisi.
“Ya, sisa hutang yang belum dibayar oleh manajemen Sriwijaya FC sekitar Rp 958 juta,” kata Suyanto kepada awak media, Minggu (2/3/2025).
Sriwijaya FC Bertahan Berkat Kebaikan Hotel Majestic
Lebih lanjut, Suyanto menyebut bahwa pihaknya sebenarnya tidak berniat mempersulit Sriwijaya FC, bahkan manajemen hotel telah memberikan kelonggaran pembayaran sejak musim lalu.
“Kami niatnya membantu Sriwijaya FC saja, tidak mikir yang lain-lain. Karena ada yang kenal dengan manajemennya, dan setiap musim juga begitu. Kami yakin pasti akan dilunasi,” ujar Suyanto.
Tanpa bantuan Hotel Majestic Palembang, kondisi Sriwijaya FC bisa lebih parah, bahkan mungkin bubar lebih cepat karena kesulitan finansial yang sudah terjadi sejak musim lalu.
“Bayangkan saja, para pemain tiba-tiba masuk hotel, menginap, makan, tapi tidak langsung bayar tidak ada down payment (DP). Manajemen Sriwijaya FC hanya berjanji-janji akan segera membayarkan, tapi hingga kompetisi Liga 2 usai, belum juga dilunasi,” tambahnya.
Krisis Finansial Sriwijaya FC Kian Mengkhawatirkan
Tunggakan ini menambah daftar masalah finansial Sriwijaya FC, yang dalam beberapa musim terakhir kesulitan dalam pembayaran gaji pemain, staf, serta operasional klub.
Belum ada keterangan resmi dari manajemen Sriwijaya FC terkait kapan utang tersebut akan dilunasi. Jika tidak segera diselesaikan, bukan tidak mungkin Sriwijaya FC kembali terjerat sanksi atau menghadapi masalah hukum, yang bisa mengganggu persiapan mereka di Liga 2 musim 2025/2026.
Masih belum jelas bagaimana manajemen Sriwijaya FC akan menyelesaikan masalah ini. Apakah klub kebanggaan Sumatera Selatan ini bisa keluar dari krisis keuangan? Atau justru semakin terpuruk? Patut ditunggu kelanjutannya. (asa)