PEKANBARU, viralsumsel.com – Kompetisi Pegadaian Championship 2025/26 baru memasuki pekan ke-3, namun kabar mengejutkan datang dari kubu PSPS Pekanbaru.
Klub berjuluk Askar Bertuah itu secara resmi mengumumkan perpisahan dengan hampir seluruh jajaran tim pelatih pada Selasa (30/9).
Keputusan ini tidak hanya melibatkan pelatih kepala Ilham Romadhona yang memilih mundur, tetapi juga diikuti oleh seluruh staf pendukungnya.
Nama-nama penting seperti Kristiawan (asisten pelatih), Rici Vauzi (pelatih fisik), Kurnia Sandy (pelatih kiper), hingga Kurniawan Dwi Yulianto (Direktur Teknik) ikut angkat kaki.
Lewat akun resmi Instagram klub, manajemen menyampaikan rasa terima kasih sekaligus salam perpisahan. “Terimakasih untuk kesempatan membersamai Askar Bertuah @kurniawanqana @ilham_romadhona @kristiawan9034 @ksandy01 @ricivauzi. Sekali Askar Bertuah, selamanya menjadi keluarga,” tulis manajemen.
Tekanan Suporter Jadi Pemicu
Mundurnya gerbong kepelatihan PSPS tidak lepas dari tekanan keras suporter. Sejak pekan kedua, kelompok pendukung sudah melayangkan tuntutan agar manajemen segera mengevaluasi tim pelatih. Puncaknya terjadi setelah laga kandang melawan PSMS Medan di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, ketika suara protes terdengar nyaring dari tribun.
Performa PSPS memang jauh dari harapan. Pada laga pembuka, mereka tumbang telak 0-4 dari FC Bekasi City. Bermain di kandang sendiri pada pekan kedua, PSPS hanya mampu meraih hasil imbang dramatis 3-3 melawan PSMS.
Situasi tidak banyak berubah di pekan ketiga ketika menghadapi Garudayaksa FC di Stadion Pakansari, Bogor, Senin (29/9). Meski sempat unggul, Askar Bertuah akhirnya harus puas berbagi poin setelah ditahan imbang 2-2.
Posisi Terjepit di Klasemen
Dari tiga pertandingan yang sudah dijalani, PSPS baru mengoleksi dua poin. Mereka kini tercecer di peringkat 9 dari 10 tim di Grup 1 atau Grup Barat. Situasi ini jelas mengkhawatirkan mengingat kompetisi masih panjang, tetapi performa awal bisa memengaruhi peluang lolos ke fase berikutnya.
Mundurnya jajaran pelatih tentu semakin menambah pekerjaan rumah bagi manajemen. Selain harus membenahi kondisi tim, manajemen juga dituntut bergerak cepat mencari pelatih baru sebelum laga berikutnya.
Manajemen Harus Bergerak Cepat
PSPS dijadwalkan menghadapi Persikad Depok di laga pekan ke-4 pada Sabtu (4/10) mendatang di Stadion Pakansari, Bogor. Waktu persiapan yang singkat membuat keputusan mengenai sosok pelatih pengganti menjadi krusial.
Pengamat sepak bola lokal menilai, kondisi ini bisa menjadi momentum restrukturisasi total tim. “Mungkin inilah saatnya PSPS melakukan pembenahan serius, baik dari sisi pelatih maupun strategi manajemen. Jika tidak, sulit untuk keluar dari papan bawah,” ujar salah satu analis sepak bola Riau.
Dukungan Suporter Jadi Kunci
Meski kecewa dengan performa tim, mayoritas suporter PSPS tetap berharap manajemen mampu segera bangkit. Mereka menilai mundurnya pelatih bukan akhir dari segalanya, melainkan pintu awal menuju perubahan positif.
Bagi PSPS, menjaga dukungan suporter merupakan modal penting. Atmosfer Stadion Kaharuddin Nasution yang penuh semangat kerap menjadi kekuatan tambahan bagi Askar Bertuah. Namun tanpa prestasi yang membanggakan, energi suporter bisa berubah menjadi tekanan yang justru menghambat perkembangan tim.
Kini, semua mata tertuju pada langkah manajemen: siapa sosok yang akan dipercaya untuk membangkitkan PSPS dari keterpurukan. Apakah mereka akan menunjuk pelatih lokal yang memahami kultur sepak bola Riau, atau mendatangkan pelatih berpengalaman dari luar daerah? Jawabannya akan sangat menentukan arah perjalanan PSPS di Pegadaian Championship musim ini. (bbs)