Butuh Rp 20 M, Liga 2 2025/2026 Hadir dengan Format Baru, Apakah Sriwijaya FC Bakal Kesulitan?

SRIWIJAYA FC522 Dilihat

viralsumsel.com ,PALEMBANG – Kompetisi Liga 2 Indonesia musim 2025/2026 akan mengalami perubahan signifikan dalam format penyelenggaraannya.

Dengan sistem baru yang lebih kompetitif, tantangan bagi klub-klub peserta pun semakin besar, baik dari sisi teknis maupun finansial.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi telah mengumumkan sejumlah kebijakan anyar, termasuk penerapan teknologi Video Assistant Referee (VAR) di setiap pertandingan.

Berikut adalah detail lengkap format terbaru Liga 2 2025/2025 yang wajib diketahui oleh pencinta sepak bola Tanah Air.

Liga 2 2025/2026: 20 Tim Dibagi ke Dalam Dua Wilayah

Musim depan, Liga 2 akan diikuti oleh 20 tim, yang nantinya akan dibagi menjadi dua wilayah, yakni Wilayah Barat dan Wilayah Timur. Masing-masing wilayah akan diisi oleh 10 tim yang akan bersaing dalam sistem yang lebih panjang dan ketat dibandingkan musim sebelumnya.

Salah satu perubahan besar dalam format kompetisi adalah penerapan sistem triple round robin, di mana setiap tim akan bertemu tiga kali dengan tim yang sama dalam satu wilayah. Dengan format ini, setiap tim akan menjalani total 27 pertandingan dalam babak reguler.

Ini merupakan perubahan signifikan dari format sebelumnya yang hanya menggunakan sistem double round robin, di mana setiap tim bertanding dua kali melawan lawan yang sama dalam satu musim reguler. Dengan tambahan jumlah pertandingan, kompetisi ini menjadi lebih menantang sekaligus lebih menarik bagi suporter.

Perebutan Tiket Promosi ke Liga 1

Salah satu daya tarik utama Liga 2 2025/2026 adalah sistem promosi yang lebih ketat dan kompetitif. Hanya ada tiga tiket promosi ke Liga 1 yang akan diperebutkan oleh 20 tim peserta.
Berikut adalah mekanisme promosi ke Liga 1:

Juara masing-masing wilayah (peringkat 1 Wilayah Barat dan Wilayah Timur) langsung promosi ke Liga 1 sekaligus lolos ke final Liga 2.

Baca Juga :  Supporter Sriwijaya FC Sambut Gembira Pelatih Baru

Peringkat 2 dari masing-masing wilayah akan bertanding dalam babak play-off untuk memperebutkan satu tiket promosi tersisa ke Liga 1.

Final Liga 2 akan mempertemukan juara Wilayah Barat dan Wilayah Timur untuk menentukan siapa yang menjadi kampiun Liga 2 musim ini.

Format ini membuat persaingan semakin panas, karena setiap tim harus benar-benar konsisten sepanjang 27 pertandingan jika ingin mengamankan tempat di Liga 1. Tidak ada lagi sistem grup lanjutan atau babak 8 besar seperti musim-musim sebelumnya.

Degradasi Liga 2: Ancaman bagi Tim yang Terpuruk

Selain perebutan tiket promosi, kompetisi ini juga menghadirkan tantangan besar bagi tim-tim yang berjuang di papan bawah klasemen.

Berikut mekanisme degradasi Liga 2 musim ini:

Tim yang finis di peringkat 10 di masing-masing wilayah akan otomatis terdegradasi ke Liga 3.

Tim yang berada di peringkat 9 akan menjalani play-off untuk menentukan apakah mereka akan tetap bertahan di Liga 2 atau harus turun ke Liga 3.

Dengan sistem ini, setiap tim harus benar-benar berjuang hingga akhir musim untuk menghindari ancaman degradasi. Ini tentu membuat persaingan di papan bawah menjadi lebih menarik dan dramatis.

Liga 2 2024/2025 Gunakan VAR di Semua Pertandingan

Salah satu gebrakan besar yang dilakukan di Liga 2 2025/2026 adalah penerapan VAR (Video Assistant Referee) dalam setiap pertandingan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kompetisi dan mengurangi kesalahan keputusan wasit yang sering menjadi kontroversi di musim-musim sebelumnya.

Penerapan VAR di Liga 2 menunjukkan keseriusan PSSI dan PT LIB dalam meningkatkan standar sepak bola Indonesia. Namun, teknologi ini tentu memerlukan infrastruktur serta sumber daya yang tidak sedikit, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi tim-tim peserta dan operator kompetisi.

Durasi Kompetisi 8 Bulan, Klub Perlu Anggaran Besar

Dengan format baru yang lebih panjang, kompetisi Liga 2 2025/2026 diperkirakan akan berlangsung selama 8 bulan penuh. Ini jauh lebih lama dibandingkan musim sebelumnya, yang umumnya hanya berlangsung sekitar 5-6 bulan.

Baca Juga :  Perjalanan Isnan Ali: Bek Kiri Tangguh yang Menjadi Raja Bersama Sriwijaya FC

Durasi kompetisi yang panjang tentu berdampak langsung pada aspek finansial klub. Berdasarkan perhitungan awal, klub-klub Liga 2 membutuhkan anggaran minimal Rp15-20 miliar hanya untuk bertahan di kompetisi ini. Jumlah ini mencakup biaya operasional tim, gaji pemain dan staf pelatih, perjalanan, serta berbagai kebutuhan teknis lainnya.

Selain itu, ada juga wacana mewajibkan tim-tim Liga 2 untuk memiliki skuad EPA (Elite Pro Academy) U-18 dan U-16. Jika aturan ini diterapkan, maka klub akan membutuhkan tambahan anggaran untuk membiayai akademi serta pembinaan pemain muda.

Dengan tantangan finansial yang besar ini, klub-klub Liga 2 harus mencari berbagai sumber pendapatan, mulai dari sponsor, hak siar, hingga penjualan tiket, agar tetap bisa bersaing dan bertahan di tengah ketatnya kompetisi.

Liga 2 2025/2026, Tantangan Baru dengan Persaingan Lebih Ketat

Format baru Liga 2 2025/2026 menghadirkan tantangan yang lebih besar bagi klub-klub peserta. Dengan sistem triple round robin, penerapan VAR, durasi kompetisi yang lebih panjang, serta kebutuhan dana yang besar, setiap tim harus benar-benar siap secara teknis dan finansial.

Di satu sisi, format ini memberikan kesempatan lebih banyak bagi tim untuk bersaing secara fair dan meningkatkan kualitas pertandingan. Namun di sisi lain, tantangan finansial yang besar juga bisa menjadi beban berat bagi klub-klub yang belum memiliki kestabilan ekonomi yang baik.

Kini, semua mata tertuju pada bagaimana Liga 2 2024/2025 akan berjalan. Apakah format baru ini mampu menghadirkan kompetisi yang lebih kompetitif dan berkualitas? Ataukah justru membuat banyak klub kesulitan untuk bertahan? Bagaimana dengan Sriwijaya FC? Hanya waktu yang bisa menjawab. (asa)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *