Palembang – viralsumsel.com | Musibah kebakaran yang melanda pemukiman warga di Jalan Tulang Bawang V, Kelurahan Lebong Siarang, Kecamatan Sematang Borang, Kota Palembang pada Kamis (15/5/2025) dini hari meninggalkan duka mendalam bagi para korban.
Namun, di tengah suasana duka tersebut, hadirnya Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Palembang, Dewi Sastrani Ratu Dewa, pada Jumat (16/5/2025) membawa secercah harapan bagi para penyintas.
Dalam kunjungannya, istri dari Wali Kota Palembang itu memastikan bahwa pemerintah kota akan memberikan dukungan penuh bagi warga terdampak, khususnya dalam hal pemulihan dokumen-dokumen penting yang hilang akibat kebakaran.
“Kami akan bantu semua dokumen penting milik warga, seperti KTP, KK, akta kelahiran, dan lainnya yang hangus terbakar,” tegas Dewi Sastrani.
Lebih lanjut, Dewi menyampaikan bahwa para korban kebakaran juga akan mendapatkan akses prioritas ke Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP), guna membantu meringankan beban ekonomi serta mendukung keberlanjutan pendidikan anak-anak terdampak.
Ajakan Waspada: Cegah Kebakaran Sejak Dini
Selain memberikan dukungan moril dan materil, Dewi Sastrani juga mengingatkan warga akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran yang bisa terjadi kapan saja, terutama di musim kemarau yang rawan percikan api dan korsleting listrik.
“Musibah ini jadi pelajaran bagi kita semua. Pastikan sebelum meninggalkan rumah untuk mengecek aliran listrik, mematikan kompor gas, dan tidak meninggalkan barang-barang mudah terbakar,” imbaunya.
Dewi menekankan bahwa mencegah jauh lebih baik daripada menyesali, terutama jika menyangkut keselamatan jiwa dan harta benda. Ia juga mengapresiasi solidaritas warga sekitar yang bahu-membahu membantu korban saat kebakaran terjadi.
Satria: Terobos Api Demi Anak dan Ijazah
Di lokasi yang sama, salah seorang korban kebakaran, Satria (38), mengisahkan pengalaman menegangkan yang nyaris merenggut nyawa anak-anaknya. Saat peristiwa terjadi, Satria tengah berada di tempat usaha, sementara istri dan dua anaknya masih berada di rumah.
Pukul 04.00 WIB, Satria mengaku merasakan firasat tidak enak yang membuatnya resah. Ia sempat berpamitan kepada istrinya untuk kembali ke rumah.
“Aku bilang ke istri, aku nak balik dulu. Perasaan aku dak enak dari tadi,” kenangnya.
Namun belum sempat ia tiba di rumah, kabar mengejutkan datang dari seorang tetangga yang mengabarkan bahwa rumahnya telah dilalap si jago merah. Panik dan takut, Satria langsung tancap gas menuju rumahnya.
Saat tiba, api telah membesar dan menjalar ke seluruh bagian rumah. Tanpa pikir panjang, Satria menerobos kobaran api demi menyelamatkan kedua anaknya yang masih terkurung di dalam rumah. Beruntung, para tetangga telah lebih dulu mengevakuasi anak-anaknya.
“Syukur alhamdulillah anak-anak selamat. Tapi aku sempat masuk, cuma untuk ambil ijazah anak pertama yang baru lulus SMA, dan beberapa keranjang besar isi cabai. Itu saja yang sempat aku selamatkan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Pemkot Palembang Siapkan Bantuan Lanjutan
Kebakaran ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Palembang. Selain kunjungan TP PKK, instansi terkait juga tengah melakukan pendataan jumlah rumah terdampak, kerusakan, dan kebutuhan mendesak warga.
Dewi Sastrani memastikan bahwa bantuan tanggap darurat seperti kebutuhan pokok, tempat tinggal sementara, hingga dukungan psikologis akan diberikan secara bertahap kepada para korban.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk saling peduli terhadap tetangga dan lingkungan sekitar. Menurutnya, pengawasan sosial dan kebersamaan dapat menjadi sistem deteksi dini terhadap potensi musibah serupa di masa mendatang.
Solidaritas Warga Jadi Kunci
Peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa kekuatan gotong-royong dan rasa kemanusiaan masyarakat masih sangat kuat. Banyak warga sekitar turut membantu proses evakuasi, menyediakan makanan, dan menampung korban yang kehilangan tempat tinggal.
Dari kejadian memilukan ini, muncul pula harapan agar semua pihak — baik pemerintah, masyarakat, maupun organisasi sosial — dapat terus memperkuat sinergi dalam menghadapi bencana dan membangun sistem perlindungan sosial yang tangguh.
“Yang paling penting sekarang adalah membantu mereka pulih. Kita harus hadir, bukan hanya memberi bantuan, tetapi juga menguatkan semangat mereka,” tutup Dewi Sastrani. (nto)