Pemkab OKI Sigap Tangani Insiden Gangguan Kesehatan Siswa Akibat Konsumsi MBG

KAYUAGUNG, viralsumsel.com Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bergerak cepat menangani insiden gangguan kesehatan yang dialami sejumlah siswa SD dan SMP di Kecamatan Pedamaran usai mengonsumsi makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (2/9).

Bupati OKI melalui Sekretaris Daerah, Ir. Asmar Wijaya, M.Si, menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan bahwa keselamatan peserta didik penerima manfaat program MBG tetap menjadi prioritas utama pemerintah daerah.

“Program makanan bergizi ini adalah inisiatif yang sangat baik. Namun, keselamatan anak-anak tetap menjadi prioritas utama kami. Maka dari itu, kami memastikan semua yang terdampak mendapatkan layanan kesehatan terbaik,” ujar Asmar usai meninjau Puskesmas dan Posko SPPG Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Rabu (3/9).

Baca Juga :  Warga OKI Keluhan Pintu Tol, Begini Respon Positif Legeslator H Ishak Mekki

80 Siswa Alami Gejala, Sebagian Besar Sudah Pulang

Hingga Rabu siang, Puskesmas Pedamaran mencatat sebanyak 80 siswa mengalami gejala gangguan kesehatan. Mayoritas siswa sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan, sementara beberapa lainnya masih menjalani pemulihan.

Kepala Puskesmas Pedamaran, Hasanul, memastikan pemantauan medis akan terus dilakukan guna mencegah komplikasi lebih lanjut.

Evaluasi Distribusi MBG

Ketua Satgas MBG OKI, H. M. Lubis, S.Km, M.Kes, menjelaskan, insiden ini diduga dipicu oleh keterlambatan konsumsi.

Makanan yang dibagikan sejak pukul 11.00 WIB baru dikonsumsi siswa pada sore hari, sehingga kualitasnya menurun. “Hal ini memicu gejala gangguan pencernaan pada sejumlah siswa,” terang Lubis.

Pemkab OKI telah mengambil sampel makanan dan sampel medis untuk diuji di Balai Besar POM. Evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme distribusi MBG juga dilakukan agar lebih aman, higienis, dan efisien.

Baca Juga :  Gerakan Pramuka OKI Diajak Aktif dalam Kegiatan Sosial

Peran Semua Pihak

Lubis menekankan pentingnya keterlibatan sekolah dan orang tua dalam mengawasi serta melaporkan gejala lebih dini jika kasus serupa terjadi.

“Kami ingin memastikan bahwa program ini benar-benar memberi manfaat, bukan mudarat. Dengan kerja sama semua pihak, kami yakin masalah ini dapat diatasi dan menjadi pembelajaran bersama,” katanya.

Ia menambahkan, program MBG tetap penting untuk mendukung tumbuh kembang anak, khususnya di daerah tertinggal dan terpencil, namun pelaksanaannya harus memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan. (bbs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *