Ramadan 2025: Momentum Emas bagi Brand Lokal untuk Memenangkan Pasar

EKONOMI381 Dilihat
banner 728x90

Viralsumsel.com,  JAKARTA –  Ramadan selalu menjadi momen istimewa bagi masyarakat Indonesia, tidak hanya dari sisi spiritual tetapi juga dalam perilaku konsumsi. Dengan status sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar kedua di dunia, bulan suci ini menawarkan peluang besar bagi brand untuk memperkuat koneksi dengan konsumen.

Menurut studi dari Redseer, rata-rata pengeluaran masyarakat Indonesia selama Ramadan diproyeksikan mencapai Rp4,8 juta. Angka ini mencerminkan daya beli yang tinggi sekaligus momentum strategis bagi brand lokal untuk meningkatkan interaksi dan penjualan.

Perubahan kebiasaan belanja selama Ramadan menunjukkan peningkatan signifikan, dengan konsumen lebih terbuka terhadap promosi dan produk baru. Data dari Think With Google mengungkapkan bahwa 72% konsumen menganggap Ramadan sebagai waktu terbaik untuk mendapatkan penawaran menarik, sementara 78% konsumen lebih terbuka untuk mencoba brand baru. Ini menjadi kesempatan bagi brand untuk menarik audiens baru dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Sebagai House of Brands terbesar di Asia Tenggara yang mendukung pertumbuhan brand lokal, Hypefast merangkum strategi utama dalam memenangkan pasar Ramadan 2025. Dengan memahami tren perilaku konsumen, brand dapat mengoptimalkan platform digital maupun offline guna meningkatkan konversi selama bulan suci ini.

Tren Konsumsi Digital: Live Shopping hingga Konten Karyawan

Salah satu tren belanja yang semakin populer adalah live shopping, di mana konsumen dapat melihat produk secara langsung melalui demonstrasi interaktif. Data menunjukkan bahwa 46%-61% pengguna di kategori kecantikan, perawatan rumah, dan elektronik menemukan produk baru melalui fitur ini. Bahkan, laporan TikTok selama Ramadan 2024 mencatat lonjakan interaksi berkat pengalaman belanja yang lebih dinamis dan real-time ini.

Selain itu, tren konten berbasis karyawan atau Employee Generated-Content (EGC) juga terbukti memiliki tingkat interaksi yang tinggi. Dengan memberdayakan karyawan untuk berbagi pengalaman mereka secara autentik, brand dapat membangun kepercayaan yang lebih kuat dengan audiens. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan jangkauan organik tetapi juga memanusiakan brand, menjadikannya lebih dekat dengan konsumen.

Baca Juga :  Repsol Bangun Jalur Pipa Gas Lintasi Bayung Lencir dan Tungkal Jaya Muba

Optimalisasi hashtag juga menjadi strategi penting dalam meningkatkan visibilitas konten. Contoh suksesnya adalah kampanye #racuninTikTok yang telah memperoleh lebih dari 400 juta views, serta #takjil yang mencapai 2,6 miliar views. Pada Ramadan 2024, 62% dari total 1,5 triliun tayangan video di TikTok berkaitan dengan konten belanja, menegaskan bahwa platform ini memainkan peran besar dalam keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, brand perlu mengoptimalkan penggunaan hashtag yang trending guna meningkatkan keterjangkauan produk mereka.

Berbelanja Langsung Masih Jadi Pilihan Utama

Meski platform digital berkembang pesat, survei menunjukkan bahwa 69% konsumen Indonesia masih lebih memilih berbelanja langsung di toko. Preferensi ini erat kaitannya dengan kebiasaan budaya selama Ramadan, di mana masyarakat cenderung ingin mencoba pakaian atau melihat langsung produk sebelum melakukan pembelian. Hal ini membuat strategi pemasaran offline tetap relevan, terutama menjelang hari raya.

CEO Hypefast, Achmad Alkatiri, menekankan bahwa memahami waktu promosi yang tepat menjadi faktor kunci dalam efektivitas kampanye Ramadan. Pola konsumsi konten yang berubah selama bulan suci turut memengaruhi kebiasaan berbelanja.

“Saat Ramadan, perubahan kebiasaan dalam mengakses konten turut memengaruhi waktu berbelanja. Studi menunjukkan bahwa banyak orang sudah mulai merencanakan pembelian sejak seminggu sebelum menerima THR. Dengan memahami pola ini, brand dapat menentukan waktu yang tepat untuk mengoptimalkan strategi promosi, terutama yang melibatkan penawaran-penawaran spesial,” jelas Achmad.

Kapan Waktu Terbaik untuk Promosi?

Waktu menjadi elemen krusial dalam strategi pemasaran selama Ramadan. Data menunjukkan bahwa dua momen utama dengan lonjakan interaksi digital tertinggi adalah menjelang Maghrib dan saat sahur.

Baca Juga :  GPOS Lite: Inovasi Teknologi untuk Solusi Transformasi Kesehatan Indonesia

Menjelang berbuka puasa – Konsumen cenderung mencari hiburan, informasi promosi, atau bahkan melakukan transaksi last-minute sebelum malam tiba.

Saat sahur – Banyak konsumen menghabiskan waktu sebelum Subuh untuk menelusuri konten, menonton video, atau berbelanja online.

Brand yang mampu menyesuaikan jadwal unggahan dan penayangan iklan dengan pola konsumsi ini berpeluang besar mendapatkan atensi lebih tinggi dan meningkatkan konversi penjualan.

Strategi waktu ini tidak hanya berlaku untuk platform digital tetapi juga untuk pemasaran offline. Promosi di toko atau pusat perbelanjaan cenderung lebih efektif pada sore hari menjelang berbuka, ketika masyarakat mulai berbelanja kebutuhan harian. Puncaknya terjadi seminggu sebelum Lebaran, saat urgensi belanja semakin meningkat. Dengan memahami kebiasaan konsumsi ini, brand dapat merancang strategi promosi yang lebih tepat sasaran.

Sinergi Digital dan Offline: Kunci Sukses Ramadan 2025

Achmad Alkatiri menegaskan bahwa Ramadan adalah momen spesial bagi brand untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan konsumen. Strategi pemasaran yang efektif harus mengintegrasikan semua kanal, baik digital maupun offline, agar dapat menciptakan pengalaman belanja yang lebih maksimal.

“Ramadan selalu menjadi momen spesial bagi brand untuk membangun hubungan lebih dekat dengan konsumen. Dengan tren belanja dan kebiasaan konsumen yang dinamis, brand perlu menerapkan strategi yang bersinergi antara semua kanal yang dimiliki untuk memenangkan pasar,” tambahnya.

Sebagai kesimpulan, Ramadan 2025 menjadi momentum emas bagi brand lokal untuk memanfaatkan potensi pasar yang besar. Dengan memahami tren perilaku konsumen, mengadopsi strategi pemasaran digital dan offline yang tepat, serta memanfaatkan momen puncak interaksi selama Ramadan, brand dapat menciptakan kampanye yang lebih efektif dan berdampak bagi pertumbuhan bisnis mereka. (vritimes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *