Siap Mati di Papua, Atlet-Pelatih PON Sumsel Minta Bantuan Gubernur

VIRALSUMSEL.COM, PALEMBANG – Sebanyak 13 pelatih cabang olahraga (Cabor) di Sumatera Selatan (Sumsel) mendatangi KONI Sumsel, Kamis (17/6/2021) siang.

Diantranya cabor, pencak silat, atletik, renang, anggar, gulat, panjat tebing, senam menembak, kareta, panahan, bermotor dan taekwondo. Mereka diterima langsung Ketua Umum KONI Sumsel H Hendri Zainuddin.

Sejumlah aspirasi disampaikan para pelatih tersebut terkait persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua 2021.

Head coach cabor pencak silat Sumsel Abas Akbar selaku juru bicara pelatih mengutrakan tujuan kedatangan ke KONI Sumsel untuk berkomunikasi dengan ketua umum terkait persiapan hadapi PON. “Kami tidak mau hanya mendengar informasi dari orang lain, makanya kami langsung datang ke KONI,” terang Abas kepada awak media.

Adapun asprasi para pelatih diantaranya soal keterlambatan gaji untuk atlet dan pelatih. Kemudian perihal pelatda berjalan dan terpusat. dan ketiga mekanisme birokasi yang berbelit-belit.

Baca Juga :  Misi Bangkit Muba Babel United Hadapi Sriwijaya FC

“PON tinggal 3 bulan berapa hari lagi, kita akan berangjat. Untuk Pelatda kita belum ada alat,” kata Abas mantan juara dunia pencak silat ini.

Abas mengaku siap mati di Papua. “Kami pelatih, atlet siap perang di PON. Persiapan apa, PON bukan main-main, kita sekarang belum berkumpul, kalau kita belum ada persiapan dan koordinasi. Ketum KONI sudah menjanjikan admintrasi berbelit diatur, diupdate kurang satu bulan. Ini untuk keterbukaan, atlet banyak bertanya,” sambung dia.

Abas menyadari jika ketua umum KONI Sumsel tidak bisa kerja sendiri. “Ada DPRD dan Gubernur Sumsel. Kita siap buat berbicara di PON, karna harkat martabat Sumsel. Dukungan dana yang kurang, berharap pak Gubernur support dan juga DPRD Sumsel. Mohon gubernur dan DPRD Sumsel dukung kami,” terang dia.

Baca Juga :  dr Syamsuddin Isaac Komandan Kontingan PON Sumsel, Launching Pelatda 15 Februari 2021

Sementara itu Ketua Umum KONI Sumsel H Hendri Zainuddin mengatakan ada sumbatan komunikasi tapi sudah selesai. “Ada dananya, tapi ada petugas yang mgundurkan diri sekarang terhambat dan selesai. Ritme sangat berat mengatur dana ini, kita aja hanya dapat Rp 12,5 miliar untuk PON Papua. Beda dengan PON 2016 anggaran KONI Rp 40 M. Prioritas untuk atlet dan pelatih,” kata dia.

Hendri mengaku akan mengajukan penambahan dana untuk PON. Dia menyebut idealnya Rp 27 M lagi. “Untuk Pelatda saja butuh Rp 10 M. Kita 1 Juli mulai Pelatda,” tukas dia. (ion)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *