VIRALSUMSEL.COM, PALEMBANG – Zulkifli Syukur sempat menjadi kontroversi dalam skuat Sriwijaya FC. Bukan musim lalu saat ia gabung Laskar Wong Kito –julukan Sriwijaya FC- pada putaran kedua Liga 2 2019.
Namun pada musim 2015 silam. Tepatnya saat Sriwijaya FC berlaga di Qatar National Bank (QNB) League. Pada awal musim nama Zulkifli Syukur disebut sebut bakal menjadi penggawa klub kebanggaan masyarakat Sumsel tersebut.
Zulkifli gabung Sriwijaya FC setelah meninggalkan Mitra Kukar yang sudah dibelanya dua musim. Kala itu Zulkifli berdalih ingin mencari tantangan baru. Makanya dia coba mendarat di Sriwijaya FC. Kebetulan pelatihnya Benny Dollo.
Padahal komunikasi Zulkifli Syukur dan Benny Dollo berjalan sangat baik hingga sampai ke Palembang. Hal tersebut diungkapkan Zulkifli Syukur dalam channel Youtube Ferdinand Sinaga yang kebetulan pada musim itu juga berseragam Sriwijaya FC, kemarin (10/6/2020). Meski sejatinya dia masih cukup betah dengan suasana tim dan fasilitas yang didapatkan dari Mitra Kukar.
“Komunikasi berjalan lancar. Saya dan Sriwijaya FC pun sepakat dengan harga. Saya pun menjanjikan akan datang saat launching tim. Tapi, sebelumnya, saya bilang ke Om Benny (Benny Dollo, Red) akan pamit dulu dengan manajemen Mitra Kukar. Om Benny mempersilakan,” kenang Zulkifli.
Kemudian Zulkifli pun menghubungi Roni Fausan, manajer Mitra Kukar saat itu. Karena dia ingin mengaku keluar secara baik baik karena datang dengan baik-baik.
“Saya menjelaskan alasan saya ingin ke Sriwijaya FC kepada beliau. Namun manajer minta saya bertahan. Dia bilang selama ada saya di Mitra Kukar kamu harus bertahan di siji. Terus terang saya betul-betul tak enak hati dengan Sriwijaya FC, terutama dengan Om Benny karena beliau sangat baik,” kata Zulkifli.
Karena itu, saat launching tim Sriwijaya, Zulkifli tak muncul padahal namanya ikut disebut. Hal tersebut sempat membuat supporter Sriwijaya FC kecewa.
Kompetisi kasta tertinggi dalam negeri saat itu hanya berjalan tiga laga. Sriwijaya FC mendapat julukan raja seri. Karena dalam tiga laga awal selalu bermain imbang. Pada laga perdana Sriwijaya FC dipaksa bermain imbang 1-1 atas Pelita Bandung Raya di Stadion Gelora Sriwijaya, 4 April 2015.
Pada laga kedua tampil dikandang sendiri, 7 April 2015, Sriwijaya FC dipaksa seri Semen Padang FC 2-2. Pada pekan ketiga Sriwijaya FC kembali meraih hasil seri. Kali ini saat bertandang ke markas PSM Makassar, 11 April 2015 dengan skor 3-3.
Ternyata laga kontra PSM Makassar menjadi laga pamungkas bagi Sriwijaya FC di ajang QNB League 2015. Ya, setelah itu kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia tersebut, yang baru bergulir tiga match, dihentikan sementara oleh PSSI, sampai mereka menggelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Situs resmi PSSI hari Jumat (10/4/2015) mengumumkan bahwa kompetisi dihentikan terhitung sejak pertandingan tanggal 12 April hingga diputuskan nanti oleh Komite Eksekutif terpilih hasil Kongres 18 April di Surabaya
Saat itu Imam Nahrawi Menpora RI tidak mengakui terpilihnya Ketua Umum PSSI yang baru yakni La Nyalla Mattalitti. Akan tetapi alasan utama Menpora membekukan PSSI adalah karena PSSI mengizinkan musim baru dimulai saat masalah penunggakan gaji di sejumlah kesebelasan dan persoalan dualisme di kubu Arema (Cronus dan Malang) dan Persebaya (DU dan 1927) belum selesai.
Akibat pembekuan tersebut PSSI pun dihukum FIFA sebagai federasi tertinggi sepakbola. Dampaknya, PSSI tidak diakui FIFA sampai kisruh sepakbola dalam negeri tuntas. Timnas Indonesia tidak diakui di ajang internasional. QNB League pun terkena dampaknya, dengan tidak bisa melanjutkan kompetisi.
Nah dengan hanya bertandaing tiga kali selalu bermain imbang, maka Sriwijaya FC finis pada posisi tiga klasemen. Posisi puncak klasemen pada saat itu ditempati Gresik United dengan koleksi sembilan poin. Sementara Persipura dan Persib pada urutan kedua dan ketiga sama-sama koleksi enam angka. (ion)