viralsumsel.com ,Palembang – Insiden tongkang pengangkut batubara yang nyangkut di Jembatan Bentayan, Kabupaten Banyuasin, kembali terjadi.
Kali ini, tongkang milik PT Tempirai Musi Banyuasin (Muba) tersangkut di badan jembatan sejak Kamis (13/3) malam dan hingga Jumat (14/3) masih belum berhasil dievakuasi.
Diduga, insiden ini terjadi karena kelebihan muatan, sehingga tongkang sulit bergerak dan berdampak pada struktur jembatan.
Jika air Sungai Musi terus naik, dikhawatirkan benturan lebih lanjut dapat memperparah kerusakan jembatan yang menjadi jalur vital bagi masyarakat sekitar.
Upaya Evakuasi Belum Berhasil
Sejak kejadian, upaya evakuasi telah dilakukan dengan cara menarik tongkang menggunakan tugboat, namun hingga kini belum membuahkan hasil.
Benturan antara tongkang dan jembatan bahkan menyebabkan bagian badan jembatan mengalami kenaikan, yang semakin memicu kekhawatiran warga.
Warga setempat berharap pemerintah dan pihak terkait segera mengambil tindakan cepat untuk mencegah kerusakan lebih parah serta menghindari kemacetan lalu lintas di sekitar jembatan.
KSOP Palembang: Pengawasan Berada di BPTD Sumsel
Menanggapi kejadian ini, Kasi Keselamatan Berlayar KSOP Kelas 1 Palembang, Capt Bintarto M. Mar, menjelaskan bahwa kapal-kapal yang melintas di perairan Bentayan, Banyuasin, umumnya merupakan kapal pedalaman, bukan kapal laut.
Oleh karena itu, pengawasan pergerakan kapal di wilayah tersebut berada di bawah Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Sumsel, bukan KSOP Palembang.
“KSOP Kelas 1 Palembang tidak mengeluarkan surat persetujuan olah gerak kapal di Bentayan dan tidak melakukan pengawasan langsung terhadap kapal-kapal yang melintas di sana,” ujar Bintarto dalam keterangannya melalui sambungan telepon, Jumat (14/3/2025).
Namun, meskipun bukan wilayah pengawasannya, pihak KSOP Palembang tetap akan melakukan identifikasi lebih lanjut terhadap insiden ini melalui dokumentasi video dan foto.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan apakah kapal yang tersangkut benar-benar kapal pedalaman atau justru kapal laut yang seharusnya berada dalam pengawasan KSOP Kelas 1 Palembang.
“Dulu pernah ada kejadian serupa di Jembatan Bentayan, tetapi selama ini tidak pernah ada kapal laut yang melintas di sana,” tambahnya.
Jembatan Bentayan Rawan Insiden Serupa
Insiden tongkang tersangkut di Jembatan Bentayan bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, kasus serupa juga pernah terjadi, mengindikasikan bahwa jalur ini memiliki risiko tinggi bagi kapal dengan muatan besar.
Pihak terkait diharapkan segera mengevaluasi aturan dan regulasi mengenai lalu lintas kapal di perairan ini.
Jika tidak ada tindakan preventif yang jelas, bukan tidak mungkin insiden serupa akan kembali terjadi dan berpotensi merusak infrastruktur yang vital bagi mobilitas masyarakat di Banyuasin dan sekitarnya.
Apakah akan ada regulasi baru untuk mencegah kejadian serupa? Kita tunggu langkah selanjutnya dari pemerintah dan pihak berwenang. (bbs)