Prabowo Siapkan Pulau Galang Jadi Lokasi Rawat Warga Gaza, Pernah Tampung Pengungsi Vietnam

Foto dok Kementerian PUPR

 

viralsumsel.com, JAKARTA– Presiden RI Prabowo memerintahkan agar Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau disiapkan untuk
pusat pengobatan bagi 2.000 warga Gaza. Alasannya karena Pulau Galang memiliki infrastruktur kesehatan yang memadai.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. Ia menyebut rencana pengobatan ribuan warga Gaza itu ditujukan bagi para korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, hingga yang mengalami trauma berat akibat agresi militer Israel.

“Masih terkait dengan Gaza, Presiden kemarin juga memberikan arahan untuk Indonesia memberikan bantuan pengobatan untuk sekitar 2.000 warga Gaza yang menjadi korban perang,” kata Hasan.

Meski demikian, ia memastikan warga Gaza tak akan tinggal di Indonesia. Setelah sembuh, mereka langsung dikembalikan ke Gaza kembali.

Baca Juga :  Hermali Resmi Nahkodai PAN Kota Prabumulih

“Ini untuk pengobatan. Jadi nanti setelah sembuh, setelah selesai pengobatan, mereka tentu akan kembali lagi ke Gaza,” kata Hasan.

Prabowo memilih Pulau Galang sebagai lokasi pengobatan 2000 warga Gaza lantaran dianggap memiliki fasilitas kesehatan memadai. Pulau yang memiliki luas 80 kilometer persegi tersebut pernah dijadikan lokasi isolasi saat pandemi Covid-19.

“Kemarin Presiden menyebut Pulau Galang, kita sedang melihat, karena waktu itu kan pernah dipakai untuk tempat perawatan Covid-19, jadi ada infrastruktur yang sudah di sana,” ujar Menteri Luar Negeri Sugiono.

Sebelumnya, Pulau Galang juga pernah digunakan menjadi tempat pengungsian bagi pengungsi Vietnam dan Kamboja (1979). Selain itu, Pulau Galang sempat menjadi tempat transit bagi bekas serdadu Jepang yang sudah dilucuti untuk menunggu kapal ke Jepang (1946).

Baca Juga :  Tiga Laporan Dugaan Kecurangan Money Politik Toha-Rohman Akan Ditindak Bawaslu Muba, Berpotensi Pembatalan Maju Pilkada

Untuk merealisasikan rencana itu, Sugiono menyebut Prabowo telah meminta izin kepada negara-negara tetangga. Namun hingga ini masih dalam proses.

“Jadi, sewaktu-waktu itu bisa dilaksanakan, ya kita sudah siap,” imbuhnya.

“Belum sampai ke sana (persetujuan), ya kan kemarin itu disampaikan, kita ada permintaan. Permintaan yang ngomongnya lebih teknis juga belum seperti apa, makanya kalau misalnya itu tiba-tiba terjadi, kita sudah siap,” tegasnya. (mel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *