Kongres FIFA ke-75 di Paraguay: Indonesia Ambil Bagian dalam Arah Baru Sepak Bola Dunia

OLAHRAGA61 Dilihat
banner 728x90

ASUNCION – viralsumsel.com | Kongres FIFA ke-75 tahun 2025 resmi digelar pada Kamis (15/5) di Asuncion, Paraguay, menandai pertemuan tahunan penting bagi seluruh pemangku kepentingan sepak bola global. Ajang prestisius ini dihadiri oleh Presiden FIFA Gianni Infantino, jajaran pengurus tertinggi federasi dunia, serta delegasi dari 211 negara anggota, termasuk Indonesia.

Kongres tahunan FIFA tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi juga forum strategis untuk merumuskan arah kebijakan, tata kelola, dan masa depan sepak bola dunia dalam dekade-dekade mendatang.

Indonesia Hadir Lewat Tiga Wakil PSSI

Dari Tanah Air, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengirimkan tiga wakilnya dalam Kongres FIFA kali ini, yakni Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Muhammad, Vivin Sungkono Cahyani, dan Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi.

Kehadiran PSSI di forum internasional ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi dalam pembangunan sepak bola global, serta memperkuat peran aktif dalam tata kelola sepak bola internasional.

“Kami hadir untuk memastikan suara Indonesia turut mewarnai arah kebijakan FIFA, sekaligus menyerap pembelajaran penting yang bisa diterapkan di dalam negeri,” ungkap Yunus Nusi di sela-sela kegiatan.

Gianni Infantino Tegaskan Solidaritas dan Anti-Diskriminasi

Dalam pidato pembukaannya, Presiden FIFA Gianni Infantino menyampaikan laporan tahunan FIFA yang mencakup berbagai pencapaian, tantangan, serta rencana strategis federasi ke depan. Ia juga menekankan pentingnya solidaritas antarnegara anggota, khususnya dalam menjaga semangat olahraga yang inklusif, terbuka, dan bebas dari diskriminasi.

FIFA kembali menegaskan komitmen terhadap inisiatif global anti-rasisme. Isu ini mendapat sorotan khusus dalam kongres kali ini, seiring masih terjadinya insiden diskriminasi di sejumlah kompetisi dunia.

Baca Juga :  Atta Halilintar Respon Ajakan Srwijaya FC  

Pemilihan Komite dan Rangkaian Diskusi Strategis

Agenda kongres mencakup pemilihan anggota berbagai komite penting dalam struktur FIFA, seperti Komite Disiplin, Komite Etik, Komite Banding, Komite Tata Kelola, Audit, dan Kepatuhan. Selain itu, berbagai proposal dari negara anggota terkait penyelenggaraan event sepak bola masa depan juga menjadi bahan diskusi intensif.

Di luar agenda utama, kongres juga menggelar sejumlah diskusi tambahan yang menyentuh isu-isu fundamental, antara lain:

Format Baru Piala Dunia Antarklub 2025

Piala Dunia Antarklub dengan format baru akan digelar perdana pada tahun 2025. Turnamen ini disebut sebagai transformasi besar dalam dunia sepak bola klub, karena akan mempertemukan klub-klub terbaik dari berbagai benua dengan sistem kompetisi yang lebih inklusif dan kompetitif.

Lebih dari sekadar kompetisi, ajang ini juga dirancang sebagai instrumen untuk distribusi dana solidaritas kepada klub-klub dari negara berkembang, termasuk Indonesia.

Piala Dunia Wanita 2027, 2031, dan 2035

Dukungan terhadap sepak bola wanita terus diperkuat. FIFA memastikan Piala Dunia Wanita 2027 akan digelar di Brasil, sementara bidding untuk edisi 2031 dan 2035 telah resmi dibuka. Pengembangan kompetisi wanita ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang FIFA dalam menciptakan ekosistem sepak bola yang setara gender.

Piala Dunia 2030 dan 2034

Kongres juga menegaskan kesiapan Piala Dunia 2030 yang akan digelar di tiga negara Eropa-Afrika—Maroko, Portugal, dan Spanyol, serta laga peringatan 100 tahun diadakan di Argentina, Paraguay, dan Uruguay. Di sisi lain, Arab Saudi telah ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034, sebuah langkah geopolitik besar dalam dunia sepak bola.

Pengembangan dan Tata Kelola Sepak Bola

FIFA kembali menyoroti pentingnya pengembangan akar rumput, melalui program seperti Football for Schools. Di saat yang sama, pembahasan mengenai tata kelola yang transparan, akuntabel, dan berintegritas menjadi salah satu pilar utama kongres.

Baca Juga :  Borneo FC Pulangkan Nadeo

FIFA menekankan prinsip good governance, termasuk dalam pengelolaan keuangan, pelaporan, dan kepatuhan terhadap regulasi, agar setiap federasi dapat tumbuh secara berkelanjutan.

Isu Palestina dan Solidaritas Global

Kongres FIFA 2025 juga menjadi ruang bagi dialog solidaritas internasional, terutama terkait konflik di Palestina. Sejumlah asosiasi anggota menyuarakan kepedulian dan meminta FIFA untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam membantu federasi sepak bola Palestina di tengah kondisi kemanusiaan yang kompleks.

Inovasi Teknologi dan Regulasi

Tak ketinggalan, FIFA terus mendorong pengembangan teknologi dalam sepak bola, termasuk dalam hal VAR, pelacakan performa pemain, hingga kecerdasan buatan untuk analisis pertandingan. Pembaruan regulasi juga dibahas guna menyesuaikan dengan dinamika dan tantangan sepak bola modern.

Lebih dari Sekadar Pertemuan

Kongres FIFA ke-75 ini menjadi bukti nyata bahwa sepak bola telah melampaui batas sekadar permainan. Ia menjadi alat pemersatu bangsa, jembatan diplomasi, serta motor penggerak pembangunan sosial dan ekonomi.

“Sepak bola adalah milik semua orang. FIFA berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap anak, setiap negara, dan setiap klub punya kesempatan yang sama untuk berkembang,” tegas Infantino.

Melalui partisipasi aktif di forum global ini, Indonesia mempertegas langkahnya menuju pengelolaan sepak bola yang lebih profesional dan bertaraf internasional. Komitmen itu penting, tidak hanya untuk prestasi di lapangan, tetapi juga untuk memperbaiki sistem secara menyeluruh. (bbs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *