Penduduk Miskin di Sumsel Meningkat 0,10 Persen, Jadi 14,42 Ribu Orang

SUMSEL434 Dilihat
banner 728x90

VIRALSUMSEL.COM, PALEMBANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merilis profil kemiskinan Sumsel
Maret 2020. Penduduk miskin Maret 2020 sebesar 12,66 persen atau naik 0,10 persen poin dari September 2019 sebesar 12,56 persen.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Sumsel, Endang Tri Wahyuningsih kepada www.viralsumsel.com usai rilis ekspor, impor dan kemiskinan Sumsel secara live streaming, Rabu (15/7/2020) siang. “Pada bulan Maret 2020 jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumsel mencapai 1.081,58 ribu orang atau 12,66 persen dari total penduduk,” kata Endang.

Dibandingkan dengan kondisi September 2019 jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 14,42 ribu orang dari 1.067,16 ribu
orang atau naik 0,10 persen poin dari 12,56 persen. “Dibandingkan keadaan Maret 2019 jumlah penduduk miskin naik sebanyak 7,84 ribu dari
1.073,74 ribu orang, tetapi persentasinya turun sebesar 0,05 persen poin dari 12,71 persen,” terang dia.

Baca Juga :  Resmikan Rumah Singgah Nusantara di Palembang, Anas Urbaningrum Jangan Terkejut Kalau PKN Jadi Bayi Ajaib 

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2019 sebesar 12,19 persen turun menjadi 11,94 persen pada September 2019 dan naik menjadi 12,16 persen pada Maret 2020. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 13,02 persen pada Maret 2019 menjadi 12,93 persen pada September 2019 dan naik menjadi 12,96 persen pada Maret 2020.

Peranan kelompok makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan kelompok bukan makanan (perumahan, sandang,
pendidikan dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) Maret 2020 tercatat sebesar 74,49
persen, sedikit menurun dibandingkan kondisi September 2019 yang sebesar 74,71 persen dan 74,56 persen kondisi Maret 2019.

Baca Juga :  Mawardi Yahya Ingatkan Masyarakat Berikan Data Benar dan Jujur!

“Komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras,
rokok kretek filter, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, gula pasir, roti, kopi bubuk & kopi instan (sachet), cabe merah, bawang merah.
Sedangkan komoditas bukan makanan adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, perlengkapan mandi dan kesehatan. Pada periode September 2019 – Maret 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama mengalami penurunan,” pungkas dia. (sep)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *