Signal dan Jembatan Jadi Kendala Pemudik Jalur Alternatif PALI-MuRa

SUMSEL293 Dilihat
banner 728x90

viralsumsel.com, PALI – Pelonggaran pasca pandemi yang melanda, membuat peningkatnya jumlah pemudik pada tahun 2022 di Indonesia tentunya sangat signifikan. Seperti yang terpantau pada jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dan Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Jalur yang telah disiapkan Gubernur Herman Deru sejak tahun 2020 ini memang belum sepenuhnya digarap. Meskipun demikian, jumlah pemudik yang melintasi jalur yang lebih singkat 3 jam dari jalan lintas barat Sumatera ini tentunya sangat diminati bagi pemudik.

Pasalnya, sejak arus mudik dan arus mudik balik, terpantau sudah puluhan ribu kendaraan yang melintasi jalur alternatif yang masih melintasi jalan berbatu milik perusahaan itu. Dan tak jarang, para pemudik memilih konvoi ketika melintasi jalan tersebut lantaran kurangnya penunjuk, pemukiman dan juga akses jaringan sinyal yang tidak ada atau blank spot.

Salah satu pemudik Darsan Aji, asal Kota Purwakarta Jawa Barat, menjelaskan bahwa, bukan pertama kalinya dirinya mudik melalui jalur alternatif tersebut. Dan dirinya juga mengaku terakhir kali mudik sekitar tiga tahun lalu kerumah keluarganya di Muara Bungo provinsi Jambi.

“Dulu pernah lewat sini pak, tiga tahun lalu sebelum pandemi. Kalau sekarang kondisi jalannya sebagian sudah ada yang di cor beton, kalau dulukan jalan batu semua. Tinggal jembatannya saja yang cukup mengerikan pak, terlalu rendah dari jalan, jadi banyak yang terjebak. Dikira jalannya rata main trabas saja, seperti waktu kita berabgkat kemarain ada yang oli mesinnya sampe bocor,” ungkapnya, Minggu (8/5/2022)

Baca Juga :  Piala Dunia U-17 : Prediksi Timnas Indonesia vs Maroko, Kans Lolos ke 16 Besar

Dirinya yang baru bertolak dari Muara Bungo pada Minggu ini, menjelaskan bahwa, saat akan memasuki jalur alternatif Mura-PALI sempat menunggu kendaraan lain yang juga searah. Meskinpun saat keberangkatan kemarin jumlah kendaraan yang melintas lebih banyak.

“Kalau berangkat kemarin kita memang rombongan dari Pospam sana (PALI) jadi sempat tukaran nomor handpone sesama pemudik lain, tapi banyak yang sudah pulkam duluan. Takutnya kan pak saat melintasi hutan ada rekan pemudik lain jadi bisa saling bantu. Karna saat lewat sini (jalan alternatif, red) sinyal langsung ilang, jadi susah kalau ada apa-apa,” ujarnya

Senada yang disampaikan Irawan, pemudik lain yang berasal dari Tangerang, yang baru pertama mudik melewati jalur alternatif PALI-Mura, dirinya pertama melintas dan melalui aplikasi google map sempat bingung dan memutar balikan kendaraan meskipun perjalannannya sudah cukup jauh.

Baca Juga :  Polres Keluarkan Himbauan, Suasana Ibu Kota PALI Lengang

“Kemarin itu waktu mau berangkat, mana lagi puasa jugakan, bingung kita masuk kampung disini sinyal GPS ilang. Ya kita sempet nanya-nanya juga sama warga saat jalan terus malah jalan aspalnya habis, kita masih nih ngikutin tiang listrik, dan jalannya ngeri juga jadi mutar balik nanya-nanya lagi, ketemu tu ada rombongan mobil plat jawa, kita ngikutin aja,” ujar pria yang mudik ke Padang, beserta keluarganya ini.

Meskipun sempat ragu dengan kondisi jalan, lanjut Irawan, dirinya juga bingung karena susahnya jaringan sinyal selular di jalan alternatif tersebut. Meskipun banyak pemudik lainnya, dengan kondisi jalan berbatu dan tengah hutan, jika keadaan darurat orangpun akan takut untuk memberikan petolongan.

“Kita aja ya takut mau berhenti pak, di hutan jalan koral begitu mau minta tolong orang pasti mikir juga pak, kecuali kita bawa anak bini ikut turun nyetopin. Mana lagi susah sinyal, yang gak pernal lewat dan ngandelin GPS aja udah bingung juga pasti pak, mau nanya juga kemana? Penduduknya juga gak ada, kampungnya sudah lewat jauh,” pungkasnya. (eko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *