Haul 5 Tahun SMB III , SMB IV : “Karena Kegigihan SMB III Banyak Adat Budaya Palembang Darussalam Dapat Diselamatkan”

GLOBAL166 Dilihat
banner 728x90

viralsumsel.com, PALEMBANG – Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) menggelar acara haul atau memperingati 5  tahun wafatnya Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) III Raden Haji Muhammad (RHM) Sjafei Diradja Bin Raden Haji Abdul Hamid,  yang wafat 7 September 2017 lalu dan dimakamkan di Kawah Tengkurep Palembang.

Haul digelar di Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam di Jalan Sultan Muhammad Mansyur No 776, 32 Ilir Palembang,  Sabtu (10/9) dan berlangsung secara khidmat. Acara dimulai dengan ratib saman, pembacaan surah Yasin, tahlil , tausiah (ceramah agama)  dan doa bersama.

Dalam  peringatan tersebut juga dihadiri  Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn. Lalu  hadir diantaranya ulama-ulama kota Palembang seperti  Ustadz Amak Syahab , Ustad Nurdin Mansyur, Habib Noval Shabab, Ustad Alwi Shabab.

Lalu juga hadir Ketua Angkatan Muda Partai Golkar AMPG Sumatera Selatan  (Sumsel) Kms Idham Murni, Komandan Daerah Bang Japar  Komda Sumsel  Iskandar Sabani SE,SH , Hernoe Roesprijadji  yang merupakan tokoh masyarakat Sumsel yang juga merupakan  Ketua Harian Pujakesuma Sumatera Selatan  (Sumsel) dan tokoh masyarakat Sumsel dan Palembang, pengurus Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (Agsi) Propinsi Sumatera Selatan (Sumsel)  diantaranya Rita Purnamasari, Mang Liem , sejumlah seniman dan budayawan Palembang.

Baca Juga :  FPD XXI Tahun 2023 Resmi di Buka, SMB IV Ajak Partisipasi Generasi Muda Ikut Lestarikan Budaya Palembang

Juga hadir  R.M.Rasyid Tohir,S.H, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Pangeran Jayo Syarif Lukman, Pangeran Suryo Vebri Irwansyah, Pangeran  Mas’ud Khan , Pangeran Surya Kemas A. R. Panji.

Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn menjelaskan acara haul atau memperingati 5  tahun wafatnya Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) III Raden Haji Muhammad (RHM) Sjafei Diradja Bin Raden Haji Abdul Hamid, yang wafat 7 September 20017 lalu dan dimakamkan di Kawah Tengkurep Palembang pihaknya ingin mengenang kembali  jasa-jasa  SMB III untuk kota Palembang , karena kegigihannya banyak sekali adat budaya Palembang Darussalam  yang dapat selamatkan dan dihidupkan kembali.

“ Dan kita sebagai generasi penerus wajib untuk meneruskan dan memperjuangkan apa-apa yang telah beliau lakukan ketika masih hidup,” katanya.

Dia berharap , kedepan bukan hanya Kesultanan Palembang Darussalam tapi masyarakat kota Palembang ikut juga bersama-sama pihaknya bertakziah  dan acaranya kedepan akan  dibuat lebih besar (Kubro) untuk mendoakan almarhum SMB III.

Hernoe Roesprijadji  yang merupakan tokoh masyarakat Sumsel yang juga merupakan  Ketua Harian Pujakesuma Sumatera Selatan  (Sumsel) mengapresiasi haul ke 5 tahun SMB III .

Dia juga mendukung  pelajaran Bebaso Palembang masuk dalam kurikulum lokal di kota Palembang. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawannya dan warisan budaya Kesultanan Palembang Darussalam sangat banyak dan itu patut kita jaga dan lestarikan sehingga menjadi khazanah sendiri dan memperkaya  ilmu pengetahuan,” katanya.

Baca Juga :  Kesultanan Palembang Darussalam Sepakat Jalin Kerjasama Bersama Pangeran dan Bangawasan di Sultra

Dan yang paling penting menurutnya warisan budaya luhur tersebut jangan sampai punah. “ Dan alhamdulilah upaya-upaya untuk melestarikan adat dan budaya Kesultanan Palembang Darussalam diteruskan oleh Sultan Mahmud Badaruddin IV  , kami sebagai warga kota Palembang selalu mendukung upaya-upaya untuk melestarikan adat dan budaya dikota Palembang ini,” katanya.

Ketua Angkatan Muda Partai Golkar AMPG Sumatera Selatan  (Sumsel) Kms Idham Murni menilai inilah dedikasi SMB IV sebagai penerus dari SMB III. Apalagi haul ini menurutnya mengingatkan  akan satu hal kematian, yang pasti.

“Tapi di Kesultanan ini agak berbeda mengingatkan haul ini luar biasa  dengan acara ada santunan anak yatim , dengan kegiatan –kegiatan zikir, ini adat budaya yang menjadi syariat harus dipertahankan ,” katanya

Dan dia berharap kedepan hal ini harus menggeliar di kota Palembang karena mengingatkan kematian dan ini dinilainya baik. “Apalagi dengan acara yang tidak memakso dilaksanakan di rumah kediaman, dan menjalin silaturahmi,” katanya. (ril)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *