Transisi Energi Mandiri, Lestarikan Kampung Pangan Inovatif

EKONOMI1058 Dilihat
banner 728x90

viralsumsel.com, PALEMBANG – Indonesia meyongsong transisi energi menjadi isu prioritas, karena masyarakat dunia semakin merasakan dampak dari krisis iklim. Pada pagelaran G20 tanggal 15-16 November 2022, Pulau Bali akan menjadi lokasi Konfrensi Tinggkat Tinggi (KTT) G20. Perhelatan ini penting untuk membuktikan komitmen  pemerintah pada transisi energi.

Mengamati krisis iklim, penduduk kota memiliki segudang permasalahan lingkungan, diantaranya krisis air bersih dan polusi udara. Apalagi pada perkampungan padat penduduk dengan beragamnya aktifitas masyarakat yang memanfaatkan air pada sektor bisnis, seperti kampung sentra perajin tempe tertua di jalan Asia, Kelurahan Plaju Ulu, Palembang, Sumatera Selatan.

Puluhan tahun sejak 1952, sudah berbagai generasi pemanfaatan air mendominasi dalam proses produksi tempe, tanpa memperhatikan limbahnya, nuansa kampung menjadi kumuh dan penuh limbah.

Namun kehadiran CSR PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit III Plaju pelan-pelan mengubah jalan Asia menjadi kampung yang asri, dengan program Kampung Pangan Inovatif yang diinisiasi oleh Kilang Pertamina Plaju tahun lalu.

Kampung ini lebih tertata dan bebas dari bau tidak sedap pasca limbah cair diproses melalui instalasi pengolahan air (IPAL) yang di fasilitasi oleh Kilang Pertamina Plaju.

Baca Juga :  AnyMind Group merilis laporan “The East Asia E-commerce Landscape 2024”

Menggunakan metode Ipal Komunal, 4 rumah yang dijadikan satu saluran dalam bak penampungan unutk di olah menjadi limbah bersih. Bak penampungan memiliki tiga bilik, mulai dari limbah murni hingga ke limabh air jernih yang siap dialirkan dan tidak menimbulkan bau dilingkungan.

Pertamina membangun solar cell 2200 Watt sebagai sumber energi dalam pengoperasian Ipal, serta membangun  tengki memiliki daya tampung 6 meter kubik perhari, dengan kapasitas Ipal yang di hasilkan untuk tiap rumah perhari, rata-rata 800 liter perhari.

Septo Wijaya, pemateri pelatihan hidroponik menunjukan tanaman hidroponik saat melatih ibu-ibu perajin tempe Kampung Pangan Inovatif di jalan Asia, Kelurahan Plaju Ulu, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (4/11/2022). Foto : viralsumsel,com/ M Hatta.
Septo Wijaya, pemateri pelatihan hidroponik menunjukan tanaman hidroponik saat melatih ibu-ibu perajin tempe Kampung Pangan Inovatif di jalan Asia, Kelurahan Plaju Ulu, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (4/11/2022). Foto : viralsumsel,com/ M Hatta.

Ahmad Adi suhendra, Jr. Officer II CSR & SMEPP PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit III Plaju mengatakan, “limbah cair produksi tempe yang telah diolah Ipal, aman dimanfaatkan menjadi air penyiram tanaman dan menjadi media tanaman hidroponik. Saat ini kami memberikan  pelatihan tanaman hidroponik  kepada 20 perajin tempe untuk mengembangkan urban farming, sesuai dengan gagasan Kampung Pangan Inovatif”, tuturnya.

“Sebenarnya kunci dari merawat tanaman hidroponik itu memperhatikan media tanam yaitu air. Kita harus sesering mungkin cek kualitas airnya, menggunakan TDS meter unutk cek nutrisi air lalu ditambahkan pupuk AB Mix berguna unutk tumbuh kembang tanaman. Kemudian menggunakan PH meter untuk cek kadar asam air, dengan memperhatikan dua poin ini mudah-mudahan tanaman hidroponik akan subur dan cepat panen, ungkap  Septo Wijaya, penggiat hidroponik sebagai pembicara dalam pelatihan ini, Jumat (4/11/2022).

Baca Juga :  Pembangunan Infrastruktur untuk Menekan Biaya Logistik; Progress Pembangunan Tol Probolinggo – Banyuwangi yang Digarap PTPP

Kilang Pertamina Plaju, menyadari pentingnya kehadiran perusahaan menjadi lokomotif kemajuan suatu daerah, salah satunya mengembangkan perekonomian masyarakat, dalam mendukung bangkitnya perekonomian masyarakat pasca pandemi, yakni pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat.

Upaya Kilang Pertamina Plaju dalam Kampung Pangan Inivatif itu selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Devlopment Goals (SDGs), yakni menjamin ketesediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

Tujuan SDGs yang dimaksud lebih spesifik pada target 6.3 dimana pada tahun 2030, diharapkan terjadi peningkatan kualitas air dengan mengurangi polusi.

Menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya, dan secara signifikan meningkatkan daur ulan, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Kilang Pertamina dengan demikian telah berhasil menjaga hubungan sosial dengan masyarakat, memenuhi  aspek sosial  sesuai criteria ESG (Environmental, Social & Governance) dalam member ruang dan menciptakan wahana berdaya pasca pandemic Covid-19. (ata)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *