Kisah Bruno Casimir: Bek Naturalisasi yang Hanya Setengah Musim Bersama Sriwijaya FC

SRIWIJAYA FC350 Dilihat

viralsumsel.com ,PALEMBANG – Bruno Casimir Kouotou Kounjouenko, sosok bek tangguh asal Kamerun yang kemudian menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki perjalanan karier yang panjang di dunia sepak bola.

Lahir pada 7 Februari 1981 di Douala, Kamerun, Casimir memulai langkahnya sebagai pesepak bola profesional di tanah kelahirannya sebelum akhirnya berkelana ke Eropa dan kemudian membangun karier yang panjang di Indonesia.

Awal Karier di Kamerun dan Eropa

Casimir mengawali karier profesionalnya bersama Unisport Bafang pada tahun 2000. Setelah dua musim, ia hijrah ke Sable FC dan bermain di sana hingga 2003.

Kemampuannya sebagai bek tengah yang solid menarik perhatian klub Eropa, dan ia kemudian bergabung dengan Beerschot AC, sebuah klub di Belgia. Selama satu musim di Beerschot AC, Casimir tampil dalam 30 pertandingan, meskipun tidak mencetak gol.

Namun, pengalamannya di Eropa menjadi modal penting untuk kariernya ke depan. Setelah kembali ke Kamerun pada 2004, ia bergabung dengan klub papan atas, Canon Yaoundé.

Di sana, ia bermain selama tiga musim hingga 2007, sebelum akhirnya memutuskan untuk merantau ke Asia dan memulai perjalanan panjangnya di Indonesia.

Memulai Karier di Indonesia

Bruno Casimir pertama kali mencicipi atmosfer sepak bola Indonesia saat bergabung dengan Arema Indonesia pada musim 2007-2008. Bermain selama satu musim, ia mencatatkan 33 penampilan dan berhasil mencetak dua gol.

Baca Juga :  Perjalanan Isnan Ali: Bek Kiri Tangguh yang Menjadi Raja Bersama Sriwijaya FC

Setelah itu, Casimir menjadi pemain yang cukup sering berpindah klub. Ia melanjutkan kariernya dengan membela Persita Tangerang (2008-2009), Persidafon Dafonsoro (2009-2010), Persiba Bantul (2010-2011), PSS Sleman (2011-2012), serta Persibangga Purbalingga (2014).

Puncak kariernya di Indonesia datang saat ia memperkuat Persiba Bantul pada musim 2010-2011. Bersama tim asal Yogyakarta itu, Casimir sukses menjuarai Divisi Utama Indonesia, prestasi yang semakin mengukuhkan namanya di pentas sepak bola Tanah Air.

Bersama Sriwijaya FC dan PSMS Medan

Pada tahun 2019, Casimir bergabung dengan Sriwijaya FC yang saat itu berkompetisi di Liga 2. Meski memiliki pengalaman panjang di sepak bola Indonesia, masa baktinya bersama Laskar Wong Kito tidak berlangsung lama.

Ia hanya bermain selama setengah musim dan tampil dalam delapan pertandingan tanpa mencetak gol. Menjelang putaran kedua Liga 2 2019, Casimir memutuskan hengkang dan bergabung dengan PSMS Medan. Bersama PSMS, ia mencatatkan 10 penampilan dan berhasil mencetak satu gol.

Akhir Karier dan Naturaliasi sebagai WNI

Pada musim 2020, Casimir menandatangani kontrak dengan Persis Solo. Namun, sayangnya, kompetisi Liga 2 harus dihentikan akibat pandemi COVID-19, sehingga ia tak sempat banyak tampil.

Tak ingin menyerah, pada tahun 2021, Casimir bergabung dengan PS Siak yang berlaga di Liga 3. Di sana, ia tampil dalam 18 pertandingan dan mencetak dua gol, sekaligus membantu PS Siak menjuarai Liga 3 Riau.

Baca Juga :  Sriwijaya FC Rekrut Bek Bertalenta! Mantan Pemain Persib Ini Punya Keahlian Unik ala Pratama Arhan

Meski usianya tak lagi muda, semangat Casimir untuk terus bermain sepak bola tetap membara. Pada tahun 2025, di usia 44 tahun, ia masih aktif bermain dan memperkuat Matrix Putra Brothers di Liga 4, di mana ia telah mencatatkan empat penampilan hingga 13 Februari 2025.

Selain kariernya yang panjang di Indonesia, Casimir juga mengambil langkah besar dengan menjalani proses naturalisasi. Pada 2019, ia resmi menjadi Warga Negara Indonesia, menambah daftar pemain asing yang memilih untuk mengabdikan diri kepada sepak bola nasional.

Warisan dan Pengaruh di Sepak Bola Indonesia

Perjalanan panjang Bruno Casimir di dunia sepak bola Indonesia menunjukkan dedikasi dan kecintaannya terhadap olahraga ini. Sebagai seorang bek tengah, ia dikenal sebagai pemain yang tangguh, disiplin, dan memiliki pengalaman segudang.

Meski namanya tidak selalu menjadi sorotan utama, kontribusinya bagi klub-klub yang ia bela tidak bisa diabaikan.

Di usianya yang sudah memasuki masa senja dalam sepak bola, Casimir tetap menjadi inspirasi bagi pemain muda, terutama dalam hal ketekunan dan komitmen dalam berkarier.

Dengan pengalamannya yang luas, bukan tidak mungkin Casimir akan beralih ke peran lain dalam dunia sepak bola, seperti menjadi pelatih atau mentor bagi generasi berikutnya. (bbs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *