VIRALSUMSEL.COM, PALEMBANG – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Palembang menuntut terdakwa dua oknum polisi Polda Sumsel yang terjerat dugaan kasus gratifikasi penerimaan Calon Siswa (Casis) Bintara Polri tahun 2016 dengan hukuman 4 tahun dan denda Rp.50 Juta subsider 3 bulan kurungan.
Dua oknum polisi Polda Sumsel tersebut menjalani sidang dengan agenda tuntutan, di PN Palembang, kemarin (13/7/2020). “Perbuatan terdakwa terbukti sesuai dengan dakwaan alternatif kedua pasal 5 ayat (1) Jo pasal 5 ayat (2) undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana yang telah diubah dengan undang undang nomor 20 tahun 2001,” ujar Kasi Pidsus Kejari Palembang, Dede saat membacakan tuntutan.
Kasus ini bermula saat kedua terdakwa diduga menerima aliran dana dari 25 orang calon Bintara yang mengikuti seleksi penerimaan Bintara Umum dan Bintara Penyidik Pembantu POLRI Tahun Anggaran (TA) 2016.
Terdakwa Kombes Pol (Purn) SP yang sebelumnya serta AKBP SY, diduga menjanjikan kelulusan bagi casis yang bersedia membayar sejumlah uang ke mereka. Di dalam persidangan, disebutkan modus operandi dari para terdakwa yakni, Kombes Pol (Purn) drg. SP memberikan arahan kepada AKBP SY untuk menjadi koordinator penerimaan polri.
Terdakwa menetapkan biaya sebesar Rp 250 Juta hingga Rp 300 Juta per casis yang membutuhkan bantuan untuk lolos dalam tes kesehatan dan psikologi. Saat membacakan tuntunannya, JPU menyebut perbuatan terdakwa dinilai tindak mendukung program pemerintah dalam memberantas korupsi. “Hal lain yang memberatkan yakni terdakwa tidak menjadi tauladan yang baik dan dapat mencoreng citra polisi kepada masyarakat,” ujarnya.
Usai persidangan Dede mengatakan barang bukti yang berhasil diamankan dalam perkara ini yaitu sejumlah berkas dan uang sebesar Rp 6,5 miliar. Kombes Pol (Purn) SP diduga menerima uang sebesar Rp.3 miliar.
Sedangkan AKBP SY diduga menerima Rp. 2 miliar. “Sisanya kemungkinan diterima oleh satu calon tersangka lagi yang berkasnya masih berada di penyidik mabes Polri. Sebab perkara ini dari awal diselidiki oleh mabes polri yang kemudian dilimpahkan ke kejaksaan,” ujarnya.
Namun Dede masih enggan menyebut siapa tersangka baru tersebut. “Nanti saja ya, karena berkasnya juga masih di mabes polri,”tandasnya. (rom)