viralsumsel.com ,PALEMBANG – Sriwijaya FC yang sebelumnya dianggap telah selamat dari degradasi Liga 2 Indonesia 2024/2025, ternyata masih berada dalam ancaman serius. Klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan ini bisa saja turun kasta ke Liga 3 jika mereka gagal bertanding pada laga pamungkas Grup H Babak Playoff Degradasi.
Sriwijaya FC dijadwalkan bertandang ke markas Nusantara United FC di Stadion Kebogiro, Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu, 15 Februari 2025. Namun, kabar mengejutkan datang dari skuad Laskar Wong Kito yang dikabarkan akan mogok bertanding.
Ancaman Mogok Bertanding, Apa yang Terjadi?
Kabar mogok bertanding bukan hal baru bagi Sriwijaya FC musim ini. Beberapa kali ancaman serupa pernah muncul, namun kali ini situasinya disebut lebih serius dan bukan sekadar gertak sambal. Para pemain, pelatih, serta ofisial tim dikabarkan enggan berangkat ke Boyolali jika hak mereka, termasuk gaji dan sisa down payment (DP), tidak segera dibayarkan oleh manajemen klub.
Menurut informasi yang beredar, manajemen Sriwijaya FC masih menunggak sekitar tiga bulan gaji para pemain dan pelatih. Situasi ini membuat seluruh anggota tim mengalami krisis kepercayaan terhadap kepemimpinan klub. Pelatih dan pemain telah mencapai kesepakatan bahwa mereka hanya akan berangkat ke laga tandang jika pembayaran dilakukan sebelum keberangkatan.
“Kami sudah cukup bersabar, tetapi janji terus diingkari. Kami ingin bermain, tetapi kami juga ingin hak kami dipenuhi,” ujar salah satu pemain yang enggan disebutkan namanya.
Konsekuensi Fatal Jika Sriwijaya FC Absen di Laga Pamungkas
Jika Sriwijaya FC benar-benar mogok bertanding, mereka akan menghadapi sanksi berat dari PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator Liga 2. Sesuai dengan Pasal 58 Kode Disiplin PSSI, ada sanksi tegas bagi tim yang tidak hadir di tempat pertandingan dan menolak untuk bertanding.
Berikut bunyi regulasi terkait:
Jika sebuah tim tidak hadir di tempat pertandingan meskipun telah dijadwalkan dan diberitahu sebelumnya tanpa alasan sah, maka tim tersebut dianggap menolak bertanding dan dikenakan sanksi berupa kekalahan 0-3 (forfeit) serta pengurangan poin.
Klub yang tidak bertanding juga dikenakan denda minimal sebesar Rp 150 juta.
Jika klub berasal dari Liga 1 atau Liga 2, maka sanksinya lebih berat, yaitu pengurangan sembilan poin serta denda minimal Rp 1 miliar.
Jika Sriwijaya FC terkena sanksi pengurangan sembilan poin, maka perolehan poin mereka akan berkurang drastis dan mereka otomatis terdegradasi ke Liga 3.
Manajemen Harus Bertindak Cepat!
Satu-satunya cara bagi Sriwijaya FC untuk menghindari skenario terburuk ini adalah dengan segera menyelesaikan tunggakan gaji dan DP para pemain serta ofisial. Jika manajemen tetap lambat dalam menangani masalah ini, Sriwijaya FC bukan hanya kehilangan tempat di Liga 2, tetapi juga akan semakin sulit menarik pemain berkualitas di musim-musim mendatang karena reputasi klub yang buruk dalam hal finansial.
Manajemen Sriwijaya FC hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait ancaman mogok bertanding ini. Namun, desakan dari suporter dan masyarakat Sumatera Selatan semakin besar agar pihak klub segera mencari solusi sebelum batas waktu pertandingan melawan Nusantara United FC.
Sejumlah pihak berharap ada intervensi dari pemangku kepentingan, baik dari PT LIB, PSSI, maupun sponsor klub, untuk membantu Sriwijaya FC menyelesaikan persoalan finansial mereka agar tim bisa tetap bertanding dan mempertahankan tempatnya di Liga 2.
“Kami tidak ingin melihat Sriwijaya FC jatuh ke Liga 3 hanya karena masalah keuangan. Ini tim besar dengan sejarah panjang, dan manajemen harus segera menemukan jalan keluar,” ujar seorang suporter yang setia mendukung tim dari tribun.
Jalan Terjal Sriwijaya FC Menuju Keselamatan
Sriwijaya FC masih belum aman dari degradasi. Ancaman mogok bertanding akibat tunggakan gaji bisa berujung pada sanksi berat dan otomatis membuat mereka terdegradasi ke Liga 3. Manajemen harus segera bertindak jika ingin menyelamatkan klub dari krisis ini.
Laga melawan Nusantara United FC pada 15 Februari 2025 menjadi momen penentuan. Jika mereka gagal bertanding, Sriwijaya FC bisa saja kehilangan status sebagai klub Liga 2 dan harus berjuang dari kasta terendah kompetisi sepak bola Indonesia. (asa)